BENDA
ERGASTIK
Pendahuluan
Benda
ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik,
sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian
sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat
berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin,
dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya
penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin);
dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan
tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga
hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali.
Pada
sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati
karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur
yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki
fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan
bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam
tanah ke daun.
Pada tanaman pinus, terdapat benda ergastik yang
bersifat padat, antara lain :
1.
Amilum/pati
Rumus
empiris (C6H10O5)n;
terdapat dalam plastida, berupa KH/polisakarida berbentuk tepung. Plastida pembentuk tepung : amiloplas,
dibedakan
:
a.
Leukoamiloplas ; warna putih tepung cadangan makanan
b. kloro amiloplsas; warna hijau tepung asimilasi. Titik inisial/permulaan terbentuknya
amilum disebut hilus atau hilum.
Berdasarkan
letak hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:
a.
amilum konsentris (hilus
di tengah)
b.
amilum eksentris (hilus di
pinggir)
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi
hilus. Adanya lamela-lamela karena pada waktu pembentukan amilum,
tiap lapisan berbeda kadar airnya.
Berdasarkan
jumlah hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:
a.
monoadelf : butir amilum tunggal,
pada sebutir amilum terdapat 1 hilus
b.
diadelf : dua hilus,
terdapat 2 kemungkinan, yaitu :
1. Amilum ½ majemuk : terdapat 2 hilus yang masing-masing dikelilingi oleh lamela tetapi
kemudian terbentuk lamelae yang
mengelilingi keseluruhan.
2. Amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih
dari 1 hilus dan hilus- hilus ini dikelilingi oleh lamela
masing-masing.
contoh
amilum :


Kristal
Ca-oxsalat
Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran
zat yang terjadi didalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oxalat bebas
merupakan racun bagi tanaman diendapkan berupa garam Ca-ox. Kristal-kristal ini tidak larut dalam asam cuka, tetapi larut dalam asam
kuat.
Bentuk-bentuk kristal Ca-ox :
Kristal
pasir
a) piramida kecil, misal pada
tangkaidaun bayam (Amaranthus sp),tangkai daun
tembakau (Nicotianatabacum) dan Begonia (Begonias sp)
b) Kristal
tunggal besar bentuk prisma/poliedris, Contoh : pada daun jeruk (Citrus)
c)R a f id a : bentuk sepertija r u m/sapu lidi, terdapat pada
daun bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa), batang dan akar lidah
buaya (Aloe sp), daun nanas (Ananas commosus)
d)Kristal sferit : bentuk kristal
tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara radier, terdapat pada batang Phyllococtus
e)Kristal majemuk : bentuk sepertib inang / rosetdan disebut kristal drussen terdapat
pada korteks batang melinjo (Gnetum
gnemon), daunkecubung (Datura metel), tangkai daun begonia, korteks batang delima (Punica granatum) dan batang jarak (Riicinus
communis)
Pada
beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar di
dalam sel dan sel-sel tersebut menyusun suatu lapisan disebut lapisan aleuron.
Pada biji padi dan jagung, lapisan aleuron terdapat pada jaringanendosperm yang
letaknya paling luar. Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencuci beras
terlalu bersih sebelum dimasak. Pada biji jarak, butir aleuron letaknya
tersebar dan berukurran besar. Setiap butir aleuron berupa suatu badan membulat
atau lonjong yang padat yang biasanya mengandung satu atau lebih butiran
seperti kristal yang disebut kristaloid dan butiran seperti bulatan yang
dikenal dengan globoid. Kristaloid mengandung zat putih telur sedangkan globoid
terdiri ataszat fitin (garam-garam kalsium dan magnesium dari asam nesoinosit
heksafosfat).
Kristal
bervariasi bentuk dan ukurannya. Biasanya kristal tersusun dari kalsium
karbonat dan kalsium oksalat atau silika. Kristal kalsium karbonat bias anya
disebut sistolit. Biasanya terdapat pada sel epidermis daun banyak tumbuhan
bunga,misalnya yang termasuk family Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae dan
Cucurbitaceae. Kristal kalsium oksalat, merupakan hasil akhir atau hasil
rekresi darisuatu pertukaran zat yang terjadi dalam sitoplasma. Kristal
kalsium oksalat initerdapat dalam plasma sel atau dalam vakuola, tidak larut
dalam asam lemah (seperti asam cuka) tetapi larut dalam asam kuat (seperti asam
klorida). Ada yang menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan
karena itu diendapkap berupa garam kalsium oksalat.
Kristal kalsium
oksalat terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya:
1.
Kristal
pasir
berbentuk
piramida kecil, misalnya terdapat pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp)
tangkai daun tembakau (Nicotiana tobacum)danBegonia sp.
2. Kristal
tunggal besar
berbentuk
prisma seperti belah ketupat, segi empat, pyramid atau poliedris, misalnya
terdapat pada daun jeruk (itrus sp.) dan korteksGnetum indicum
3. Rafida
berbentuk
seperti jarum atau sapu lidi, biasanya tersusun membentuk berkas, Misalnya
terdapat pada Colocasia, daun Mirabilis jalapa,batang
dan akar aloe sp, daun Ananas comosus. rafida tertentu
dapat menimbulkan rasa gatal sehingga dapat melindungi tumbuhan dari hewan.
4. Kristal
Sferit
tersusun
atas bagian-bagian yang teratur secara radier, misalnya pada batang Phyllocactus
sp.
5. Kristal
majemuk atau drussen
berbentuk
seperti bintang atau roset, misalnya terdapat pada Eucalyptus, nerium, Ixora,
korteks batang Gnetum gnemon, daun Datura metel (kecubung), korteks
batang Punica granatum(delima), batang Ricinus communis (jarak).
Pengaplikasian benda
–benda ergastik dalam kehidupan sehari –hari :
1.
kentang (Solanum
tuberosum)
benda
ergastik yang terdapat pada kentang dapat digunakan sebagai sumber bahan
makanan.
2.
karet (Hevea
braziliensis)
digunakan
sebagai bahan dasar industri lateks.
3.
jagung (Zea
mays)
sebagai
bahan makanan.
4.
tomat
(Solanum lycopersicum)
dapat
dikomsumsi sebagai bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A yang baik
untuk kesehatan mata.
5.
lidah
buaya (Aloe vera)
dapat
digunakan sebagai obat – obatan,bahan kosmetik,dan lain sebagainya.
6.
jahe (Zingiber
officinale)
dapat
digunakan sebagai bahan obat – obatan, minuman tradisional, bumbu masak, dan
sebagainya.
KESIMPULAN
·
Benda
ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik.
·
Berdasarkan letak hilusnya, butir amilum dibedakan
menjadi:
a.
amilum konsentris (hilus
di tengah)
b.
amilum eksentris (hilus di
pinggir)
· Kristal Ca-oxsalat, Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran
zat yang terjadi di dalam
sitoplasma.
· Pengaplikasian
benda –benda ergastik dalam kehidupan sehari –hari yaitu, sebagai bahan
makanan, bahan pembuatan obat – obatan, dan lain sebagainya.
Benda ergastis adalah benda-benda mati (bersifat mati) yang terdapat di
dalam sel tumbuhan.gastis dapat bersifat sebagai cairan sel (cell sap) dan
dapat pula bersifat padat.
Di dalam sel tumbuhan, benda-benda ergastis sebenarnya adalah senyawa-senyawa yang dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Saat ini, banyak ahli lebih suka menyebut benda-benda ergastis ini sebagai senyawa organik dan senyawa anorganik, karena sejatinya memang demikian. Senyawa-senyawa tersebut muncul sebagai produk metabolisme sel-sel tumbuhan yang bersangkutan.
Benda ergastis (benda mati) berupa senyawa yang sering terdapat dalam sel tumbuhan yaitu:
Di dalam sel tumbuhan, benda-benda ergastis sebenarnya adalah senyawa-senyawa yang dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Saat ini, banyak ahli lebih suka menyebut benda-benda ergastis ini sebagai senyawa organik dan senyawa anorganik, karena sejatinya memang demikian. Senyawa-senyawa tersebut muncul sebagai produk metabolisme sel-sel tumbuhan yang bersangkutan.
Benda ergastis (benda mati) berupa senyawa yang sering terdapat dalam sel tumbuhan yaitu:
- Karbohidrat
- Protein
- Lemak dan Minyak
- Kristal
- Gum
- Tanin
- Resin
- Antosianin
- Alkaloid
Benda-benda
ergastis tersebut dapat berada pada:
- protoplasma
- vakoula
- dinding sel
Butir-butir
amilum (pati) yang terdapat pada sel tumbuhan, biasanya sangat banyak
ditemukan pada organ-organ penyimpan makanan cadangan seperti umbi atau biji.
|
Karbohidrat dapat berupa selulosa dan pati. Kedua jenis karbohidrat ini
merupakan benda ergastis yang paling umum ditemukan pada sel tumbuhan.Selulosa
merupakan komponen utama dinding sel. Sedangkan pati umumnya terdapat di
protoplasma. Jumlah sangat banyak di plastida,terutama leukoplas dan amiloplas.
Protein adalah komponen utama protoplasma organisme. Protoplasma seringkali terdapat di dalam sel sebagai benda yang tak aktif-sebagai benda ergastis, atau dalam bentuk kristaloid. Salah satu benda ergastis berupa protein yang umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah gluten.
Lemak (lipid) dan minyak biasanya tersebar pada bagian-bagian sel di berbagai jaringan tumbuhan. Beberapa senyawa yang juga berhubungan erat dengan lemak dan minyak adalah lilin, suberin dan kutin, biasanya senyawa-senyawa ini terdapat pada sel atau jaringan dengan fungsi sebagai lapisan pelindung pada dinding sel.
Protein adalah komponen utama protoplasma organisme. Protoplasma seringkali terdapat di dalam sel sebagai benda yang tak aktif-sebagai benda ergastis, atau dalam bentuk kristaloid. Salah satu benda ergastis berupa protein yang umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah gluten.
Lemak (lipid) dan minyak biasanya tersebar pada bagian-bagian sel di berbagai jaringan tumbuhan. Beberapa senyawa yang juga berhubungan erat dengan lemak dan minyak adalah lilin, suberin dan kutin, biasanya senyawa-senyawa ini terdapat pada sel atau jaringan dengan fungsi sebagai lapisan pelindung pada dinding sel.
Rafida
dari kalsium oksalat, bentuknya seperti jarum dan berfungsi mencegah hewan
herbivora memakan bagian tumbuhan (biasanya daun atau batang) yang
mengandungnya, karena dapat menimbulkan rasa gatal.
|
Butir
silika pada sel tumbuhan, sebagaimana rafida kristal kalsium oksalat, butir
silika yang merupakan bentuk anhidrida dari silika ini berfungsi mencegah
hewan herbivora memakan bagian tumbuhan yang dikandungnya (sebagai
pelindung), sebagaimana fungsi rafida dari kristal kalsium oksalat
|
Mineral-mineral dalam bentuk senyawa anorganik seringkali menumpuk pada sel tumbuhan, seperti senyawa garam dari kalsium dan anhidrida dari silika. Ada bentuk yang sangat terkenal dari kumpulan kristal kalsium oksalat yang terdapat pada banyak spesies tumbuhan sepertiDieffenbachia dan taro, yang disebut rafida. Adanya rafida dari senyawa kalsium oksalat pada daun tetumbuhan ini mencegah hewan herbivora memakannya.
Tanin (zat samak) merupakan zat cair campurandari beberapa macam zat, terutama asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin utamanya adalah mencegah infeksi atau pembusukan pada sel dan jaringan tanaman, disamping sebagai pelindung dari gangguan hewan herbivora. Tanin biasanya terdapat pada batang, akar, yang tua sehingga menjadikan organ ini berwarna lebih gelap dibanding bagian yang lebih muda. Selain itu tanin juga dapat ditemukan pada di dalam sel-sel khusus yang mempunyai tempat penyimpanan khusus yang disebut tanin sac (kantong tanin). Jika berada di dalam protoplasma, zat tanin terdapat dalam vakoula berbentuk tetesan-tetesan kecil sehingga lazim disebut vakoula tanin.
Resin
adalah senyawa hidrokarbon yang seringkali disekresikan oleh tumbuhan konifer
(pinus dan cemara). Ciri mudah untuk mengenali resin adalah, senyawa yang
semula bersifat cair ini dapat memadat, biasanya mudah larut dalam alkohol,
tetapi tidak larut dalam air.
Antosianin (antosian) merupakan glukosida yang dapat menimbulkan warna pada tumbuhan, terdapat di dalam vakoula dan bersifat larut dalam air. Antosianin sering kita jumpai pada mahkota bunga yang berwarna ungu, seperti pada bunga Canna warna biru, kembang telang (Clitoria ternatea), dan warna ungun daun Coleus.
Alkaloid adalah senyawa basa organik yang mengandung nitrogen. Alkaloid biasanya terdapat pada tanaman-tanaman tertentu. Banyak alkaloid yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Tempat penimbunan alkaloid pada tumbuhan bervariasi tergantung jenisnya. Ada yang menimbunnya di daun, akar, kulit batang, buah, atau biji. Beberapa contoh alkaloid yang sering dimanfaatkan manusia adalah nikotin dari tembakau (Nicotiana tabacum), morfin dari tumbuhan pepaver (Papaver somniferum), atropin dari kecubung (Datura methel) dan Atropa, kafein dari kopi (Coffea sp.), tein dari teh (Thea sinensis), dan teobromin dari coklat (Theobroma cacao), piperin dari lada (Piper nigrum), kinin dari kina (Cinchona sp.), digitalin dari tumbuhan Digitalis, dan brusin dan bidara laut (Strychnos ligustrine). BENDA
ERGASTIK
Antosianin (antosian) merupakan glukosida yang dapat menimbulkan warna pada tumbuhan, terdapat di dalam vakoula dan bersifat larut dalam air. Antosianin sering kita jumpai pada mahkota bunga yang berwarna ungu, seperti pada bunga Canna warna biru, kembang telang (Clitoria ternatea), dan warna ungun daun Coleus.
Alkaloid adalah senyawa basa organik yang mengandung nitrogen. Alkaloid biasanya terdapat pada tanaman-tanaman tertentu. Banyak alkaloid yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Tempat penimbunan alkaloid pada tumbuhan bervariasi tergantung jenisnya. Ada yang menimbunnya di daun, akar, kulit batang, buah, atau biji. Beberapa contoh alkaloid yang sering dimanfaatkan manusia adalah nikotin dari tembakau (Nicotiana tabacum), morfin dari tumbuhan pepaver (Papaver somniferum), atropin dari kecubung (Datura methel) dan Atropa, kafein dari kopi (Coffea sp.), tein dari teh (Thea sinensis), dan teobromin dari coklat (Theobroma cacao), piperin dari lada (Piper nigrum), kinin dari kina (Cinchona sp.), digitalin dari tumbuhan Digitalis, dan brusin dan bidara laut (Strychnos ligustrine).
Pendahuluan
Benda
ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik,
sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan
struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian
sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat
berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin,
dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan
sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya
penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin);
dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan
tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga
hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali.
Pada
sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati
karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur
yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam
perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki
fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan
bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam
tanah ke daun.
Pada tanaman pinus, terdapat benda ergastik yang
bersifat padat, antara lain :
1.
Amilum/pati
Rumus
empiris (C6H10O5)n;
terdapat dalam plastida, berupa KH/polisakarida berbentuk tepung. Plastida pembentuk tepung : amiloplas,
dibedakan
:
a.
Leukoamiloplas ; warna putih tepung cadangan makanan
b. kloro amiloplsas; warna hijau tepung asimilasi. Titik inisial/permulaan terbentuknya
amilum disebut hilus atau hilum.
Berdasarkan
letak hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:
a.
amilum konsentris (hilus
di tengah)
b.
amilum eksentris (hilus di
pinggir)
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi
hilus. Adanya lamela-lamela karena pada waktu pembentukan amilum,
tiap lapisan berbeda kadar airnya.
Berdasarkan
jumlah hilusnya, butir amilum dibedakan menjadi:
a.
monoadelf : butir amilum tunggal,
pada sebutir amilum terdapat 1 hilus
b.
diadelf : dua hilus,
terdapat 2 kemungkinan, yaitu :
1. Amilum ½ majemuk : terdapat 2 hilus yang masing-masing dikelilingi oleh lamela tetapi
kemudian terbentuk lamelae yang
mengelilingi keseluruhan.
2. Amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih
dari 1 hilus dan hilus- hilus ini dikelilingi oleh lamela
masing-masing.
contoh
amilum :


Kristal
Ca-oxsalat
Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran
zat yang terjadi didalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oxalat bebas
merupakan racun bagi tanaman diendapkan berupa garam Ca-ox. Kristal-kristal ini tidak larut dalam asam cuka, tetapi larut dalam asam
kuat.
Bentuk-bentuk kristal Ca-ox :
Kristal
pasir
a) piramida kecil, misal pada
tangkaidaun bayam (Amaranthus sp),tangkai daun
tembakau (Nicotianatabacum) dan Begonia (Begonias sp)
b) Kristal
tunggal besar bentuk prisma/poliedris, Contoh : pada daun jeruk (Citrus)
c)R a f id a : bentuk sepertija r u m/sapu lidi, terdapat pada
daun bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa), batang dan akar lidah
buaya (Aloe sp), daun nanas (Ananas commosus)
d)Kristal sferit : bentuk kristal
tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara radier, terdapat pada batang Phyllococtus
e)Kristal majemuk : bentuk sepertib inang / rosetdan disebut kristal drussen terdapat
pada korteks batang melinjo (Gnetum
gnemon), daunkecubung (Datura metel), tangkai daun begonia, korteks batang delima (Punica granatum) dan batang jarak (Riicinus
communis)
Pada
beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar di
dalam sel dan sel-sel tersebut menyusun suatu lapisan disebut lapisan aleuron.
Pada biji padi dan jagung, lapisan aleuron terdapat pada jaringanendosperm yang
letaknya paling luar. Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencuci beras
terlalu bersih sebelum dimasak. Pada biji jarak, butir aleuron letaknya
tersebar dan berukurran besar. Setiap butir aleuron berupa suatu badan membulat
atau lonjong yang padat yang biasanya mengandung satu atau lebih butiran
seperti kristal yang disebut kristaloid dan butiran seperti bulatan yang
dikenal dengan globoid. Kristaloid mengandung zat putih telur sedangkan globoid
terdiri ataszat fitin (garam-garam kalsium dan magnesium dari asam nesoinosit
heksafosfat).
Kristal
bervariasi bentuk dan ukurannya. Biasanya kristal tersusun dari kalsium
karbonat dan kalsium oksalat atau silika. Kristal kalsium karbonat bias anya
disebut sistolit. Biasanya terdapat pada sel epidermis daun banyak tumbuhan
bunga,misalnya yang termasuk family Moraceae, Urticaceae, Acanthaceae dan
Cucurbitaceae. Kristal kalsium oksalat, merupakan hasil akhir atau hasil
rekresi darisuatu pertukaran zat yang terjadi dalam sitoplasma. Kristal
kalsium oksalat initerdapat dalam plasma sel atau dalam vakuola, tidak larut
dalam asam lemah (seperti asam cuka) tetapi larut dalam asam kuat (seperti asam
klorida). Ada yang menduga bahwa asam oksalat bebas merupakan racun bagi tumbuhan
karena itu diendapkap berupa garam kalsium oksalat.
Kristal kalsium
oksalat terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya:
1.
Kristal
pasir
berbentuk
piramida kecil, misalnya terdapat pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp)
tangkai daun tembakau (Nicotiana tobacum)danBegonia sp.
2. Kristal
tunggal besar
berbentuk
prisma seperti belah ketupat, segi empat, pyramid atau poliedris, misalnya
terdapat pada daun jeruk (itrus sp.) dan korteksGnetum indicum
3. Rafida
berbentuk
seperti jarum atau sapu lidi, biasanya tersusun membentuk berkas, Misalnya
terdapat pada Colocasia, daun Mirabilis jalapa,batang
dan akar aloe sp, daun Ananas comosus. rafida tertentu
dapat menimbulkan rasa gatal sehingga dapat melindungi tumbuhan dari hewan.
4. Kristal
Sferit
tersusun
atas bagian-bagian yang teratur secara radier, misalnya pada batang Phyllocactus
sp.
5. Kristal
majemuk atau drussen
berbentuk
seperti bintang atau roset, misalnya terdapat pada Eucalyptus, nerium, Ixora,
korteks batang Gnetum gnemon, daun Datura metel (kecubung), korteks
batang Punica granatum(delima), batang Ricinus communis (jarak).
Pengaplikasian benda
–benda ergastik dalam kehidupan sehari –hari :
1.
kentang (Solanum
tuberosum)
benda
ergastik yang terdapat pada kentang dapat digunakan sebagai sumber bahan
makanan.
2.
karet (Hevea
braziliensis)
digunakan
sebagai bahan dasar industri lateks.
3.
jagung (Zea
mays)
sebagai
bahan makanan.
4.
tomat
(Solanum lycopersicum)
dapat
dikomsumsi sebagai bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A yang baik
untuk kesehatan mata.
5.
lidah
buaya (Aloe vera)
dapat
digunakan sebagai obat – obatan,bahan kosmetik,dan lain sebagainya.
6.
jahe (Zingiber
officinale)
dapat
digunakan sebagai bahan obat – obatan, minuman tradisional, bumbu masak, dan
sebagainya.
KESIMPULAN
·
Benda
ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik.
·
Berdasarkan letak hilusnya, butir amilum dibedakan
menjadi:
a.
amilum konsentris (hilus
di tengah)
b.
amilum eksentris (hilus di
pinggir)
· Kristal Ca-oxsalat, Merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran
zat yang terjadi di dalam
sitoplasma.
· Pengaplikasian
benda –benda ergastik dalam kehidupan sehari –hari yaitu, sebagai bahan
makanan, bahan pembuatan obat – obatan, dan lain sebagainya.
Benda ergastis adalah benda-benda mati (bersifat mati) yang terdapat di
dalam sel tumbuhan.gastis dapat bersifat sebagai cairan sel (cell sap) dan
dapat pula bersifat padat.
Di dalam sel tumbuhan, benda-benda ergastis sebenarnya adalah senyawa-senyawa yang dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Saat ini, banyak ahli lebih suka menyebut benda-benda ergastis ini sebagai senyawa organik dan senyawa anorganik, karena sejatinya memang demikian. Senyawa-senyawa tersebut muncul sebagai produk metabolisme sel-sel tumbuhan yang bersangkutan.
Benda ergastis (benda mati) berupa senyawa yang sering terdapat dalam sel tumbuhan yaitu:
Di dalam sel tumbuhan, benda-benda ergastis sebenarnya adalah senyawa-senyawa yang dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Saat ini, banyak ahli lebih suka menyebut benda-benda ergastis ini sebagai senyawa organik dan senyawa anorganik, karena sejatinya memang demikian. Senyawa-senyawa tersebut muncul sebagai produk metabolisme sel-sel tumbuhan yang bersangkutan.
Benda ergastis (benda mati) berupa senyawa yang sering terdapat dalam sel tumbuhan yaitu:
- Karbohidrat
- Protein
- Lemak dan Minyak
- Kristal
- Gum
- Tanin
- Resin
- Antosianin
- Alkaloid
Benda-benda
ergastis tersebut dapat berada pada:
- protoplasma
- vakoula
- dinding sel
Butir-butir
amilum (pati) yang terdapat pada sel tumbuhan, biasanya sangat banyak
ditemukan pada organ-organ penyimpan makanan cadangan seperti umbi atau biji.
|
Karbohidrat dapat berupa selulosa dan pati. Kedua jenis karbohidrat ini
merupakan benda ergastis yang paling umum ditemukan pada sel tumbuhan.Selulosa
merupakan komponen utama dinding sel. Sedangkan pati umumnya terdapat di
protoplasma. Jumlah sangat banyak di plastida,terutama leukoplas dan amiloplas.
Protein adalah komponen utama protoplasma organisme. Protoplasma seringkali terdapat di dalam sel sebagai benda yang tak aktif-sebagai benda ergastis, atau dalam bentuk kristaloid. Salah satu benda ergastis berupa protein yang umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah gluten.
Lemak (lipid) dan minyak biasanya tersebar pada bagian-bagian sel di berbagai jaringan tumbuhan. Beberapa senyawa yang juga berhubungan erat dengan lemak dan minyak adalah lilin, suberin dan kutin, biasanya senyawa-senyawa ini terdapat pada sel atau jaringan dengan fungsi sebagai lapisan pelindung pada dinding sel.
Protein adalah komponen utama protoplasma organisme. Protoplasma seringkali terdapat di dalam sel sebagai benda yang tak aktif-sebagai benda ergastis, atau dalam bentuk kristaloid. Salah satu benda ergastis berupa protein yang umum terdapat dalam sel tumbuhan adalah gluten.
Lemak (lipid) dan minyak biasanya tersebar pada bagian-bagian sel di berbagai jaringan tumbuhan. Beberapa senyawa yang juga berhubungan erat dengan lemak dan minyak adalah lilin, suberin dan kutin, biasanya senyawa-senyawa ini terdapat pada sel atau jaringan dengan fungsi sebagai lapisan pelindung pada dinding sel.
Rafida
dari kalsium oksalat, bentuknya seperti jarum dan berfungsi mencegah hewan
herbivora memakan bagian tumbuhan (biasanya daun atau batang) yang
mengandungnya, karena dapat menimbulkan rasa gatal.
|
Butir
silika pada sel tumbuhan, sebagaimana rafida kristal kalsium oksalat, butir
silika yang merupakan bentuk anhidrida dari silika ini berfungsi mencegah
hewan herbivora memakan bagian tumbuhan yang dikandungnya (sebagai
pelindung), sebagaimana fungsi rafida dari kristal kalsium oksalat
|
Mineral-mineral dalam bentuk senyawa anorganik seringkali menumpuk pada sel tumbuhan, seperti senyawa garam dari kalsium dan anhidrida dari silika. Ada bentuk yang sangat terkenal dari kumpulan kristal kalsium oksalat yang terdapat pada banyak spesies tumbuhan sepertiDieffenbachia dan taro, yang disebut rafida. Adanya rafida dari senyawa kalsium oksalat pada daun tetumbuhan ini mencegah hewan herbivora memakannya.
Tanin (zat samak) merupakan zat cair campurandari beberapa macam zat, terutama asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin utamanya adalah mencegah infeksi atau pembusukan pada sel dan jaringan tanaman, disamping sebagai pelindung dari gangguan hewan herbivora. Tanin biasanya terdapat pada batang, akar, yang tua sehingga menjadikan organ ini berwarna lebih gelap dibanding bagian yang lebih muda. Selain itu tanin juga dapat ditemukan pada di dalam sel-sel khusus yang mempunyai tempat penyimpanan khusus yang disebut tanin sac (kantong tanin). Jika berada di dalam protoplasma, zat tanin terdapat dalam vakoula berbentuk tetesan-tetesan kecil sehingga lazim disebut vakoula tanin.
Resin
adalah senyawa hidrokarbon yang seringkali disekresikan oleh tumbuhan konifer
(pinus dan cemara). Ciri mudah untuk mengenali resin adalah, senyawa yang
semula bersifat cair ini dapat memadat, biasanya mudah larut dalam alkohol,
tetapi tidak larut dalam air.
Antosianin (antosian) merupakan glukosida yang dapat menimbulkan warna pada tumbuhan, terdapat di dalam vakoula dan bersifat larut dalam air. Antosianin sering kita jumpai pada mahkota bunga yang berwarna ungu, seperti pada bunga Canna warna biru, kembang telang (Clitoria ternatea), dan warna ungun daun Coleus.
Alkaloid adalah senyawa basa organik yang mengandung nitrogen. Alkaloid biasanya terdapat pada tanaman-tanaman tertentu. Banyak alkaloid yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Tempat penimbunan alkaloid pada tumbuhan bervariasi tergantung jenisnya. Ada yang menimbunnya di daun, akar, kulit batang, buah, atau biji. Beberapa contoh alkaloid yang sering dimanfaatkan manusia adalah nikotin dari tembakau (Nicotiana tabacum), morfin dari tumbuhan pepaver (Papaver somniferum), atropin dari kecubung (Datura methel) dan Atropa, kafein dari kopi (Coffea sp.), tein dari teh (Thea sinensis), dan teobromin dari coklat (Theobroma cacao), piperin dari lada (Piper nigrum), kinin dari kina (Cinchona sp.), digitalin dari tumbuhan Digitalis, dan brusin dan bidara laut (Strychnos ligustrine).
Antosianin (antosian) merupakan glukosida yang dapat menimbulkan warna pada tumbuhan, terdapat di dalam vakoula dan bersifat larut dalam air. Antosianin sering kita jumpai pada mahkota bunga yang berwarna ungu, seperti pada bunga Canna warna biru, kembang telang (Clitoria ternatea), dan warna ungun daun Coleus.
Alkaloid adalah senyawa basa organik yang mengandung nitrogen. Alkaloid biasanya terdapat pada tanaman-tanaman tertentu. Banyak alkaloid yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Tempat penimbunan alkaloid pada tumbuhan bervariasi tergantung jenisnya. Ada yang menimbunnya di daun, akar, kulit batang, buah, atau biji. Beberapa contoh alkaloid yang sering dimanfaatkan manusia adalah nikotin dari tembakau (Nicotiana tabacum), morfin dari tumbuhan pepaver (Papaver somniferum), atropin dari kecubung (Datura methel) dan Atropa, kafein dari kopi (Coffea sp.), tein dari teh (Thea sinensis), dan teobromin dari coklat (Theobroma cacao), piperin dari lada (Piper nigrum), kinin dari kina (Cinchona sp.), digitalin dari tumbuhan Digitalis, dan brusin dan bidara laut (Strychnos ligustrine).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar