Bagaimana cara budidaya tanaman kopi ?
Latar Belakang
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu
komoditas ekspor penting dari Indonesia. Data menunjukkan, Indonesia
meng-ekspor kopi ke berbagai negara senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada
catatan impor juga senilai US$ 9,740,453.00 (Pusat Data dan Statistik
Pertanian, 2006). Di luar dan di dalam negeri kopi juga sudah sejak lama dikenal
oleh masyarakat (Prastowo, 2010).
Tanaman kopi (Coffea sp.) sebagian
besar merupakan perkebunan rakyat dengan penerapan teknologi budidaya yang
masih terbatas. Bila penerapan teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat
tersebut diperbaiki, produksinya bias ditingkatkan. Teknologi yang dianjurkan
untuk diterapkan adalah teknologi budidaya kopi poliklonal. Ada empat faktor
yang menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu: (1) teknik penyediaan sarana
produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan
pengolahan (agroindustri), dan (4) system pemasarannya. Keempat-empatnya
merupakan kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan
benar. Dalam era perdagangan bebas, komoditas kopi sebagai bahan baku utama
industri kopi bubuk, mutu menjadi penentu daya saing di pasar ekspor maupun
dalam negeri. Dengan teknik budidaya yang baik dan sesuai maka bias dihasilkan
mutu produk (biji kopi) yang baik dan sesuai dengan kehendak konsumen. Hal
tersebut perlu diperhatikan para pekebun kopi agar usaha taninya dapat berhasil
baik, produksi kopinya tinggi dan pendapatan petani juga tinggi ( Darmawijaya, 1999).
Secara
ekonomis pertumbuhan dan produksi tanaman kopi sangat tergantung pada atau
dipengaruhi oleh keadaan iklim dan tanah. Kebutuhan pokok lainnya yang tak
dapat diabaikan adalah mencari bibit unggul yang produksinya tinggi dan tahan
terhadap hama dan penyakit. Setelah persyaratan tersebut dapat dipenuhi, suatu
hal yang juga penting adalah pemeliharaan, seperti: pemupukan, pemangkasan,
pohon peneduh, dan pemberantasan hama dan penyakit (Karmawati,
2010).
Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan cara vegetatif
menggunakan bagian dari tanaman dan generative menggunakan benih atau biji.
Perbanyakan secara generative lebih umum digunakan karena mudah dalam pelaksanaanya,
lebih singkat untuk menghasilkan bibit siap tanam dibandingkan dengan
perbanyakan bibit secara vegetatif (klonal). Beberapa kelebihan yang dimiliki perbanyakan
kopi secara klonal adalah sebagai berikut: mempunyai sifat yang sama dengan
tanaman tetuanya, utu hasil seragam, memanfaatkan dua sifat unggul batang atas
dan batang bawah,, memiliki umur mulai berbuah (prekositas) lebih awal (Yahmadi,
2007).
Sambungan dan setek merupakan perbanyakan tanaman
kopi secara klonal yang umum dilakukan. Tujuan penyambungan bibit kopi adalah
untuk memanfaatkan dua sifat unggul dari bibit batang bawah tahan terhadap hama
nematoda parasit akar, dan sifat unggul dari batang atas yaitu mempunyai
produksi yang tinggi serta mutu biji baik. Sedangkan perbanyakan klonal tanaman
kopi dengan setek hanya memanfaatkan salah satu sifat keunggulan dari sumber
bahan tanaman (Karmawati, 2010).
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam http://www.plantamor.com (2011) sisitematika
tanaman kopi (Coffea
Sp)
adalah : kingdom : Plantae, divisio:
Spermatophyta, subdivision :
Angiospermae, kelas : Dicotyledoneae, ordo : Rubiales, familia
: Rubiaceae, genus : Cofea, spesies : Coffea Sp
Akar yang lupus masuk kedalam tanah, berbunga untuk
tegaknya tanaman dan penolong bila terjadi kekeringan. Pada akar tunggal sering
timbal akar yang di camping di sebut akar lebar. Pada akar-akar lebar tumbuh
akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk mengisap tanaman (http://foragri.blogsome.com,
2011).
Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas
hamper pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak
rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus , yang
direbut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang
itu bisa disebut ( wiwilan0 tunas air atau cabang air (http://www.plantamor.com, 2011).
Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak
meruncing sampai bulat tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun
berdampingan pada ketiak (http://foragri.blogsome.com,
2011).
Tanaman kopi akan mulai berbuga setelah berumur ± 2
tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang
utama atau cabang produksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut
biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya
dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangast muda. Bunga yang jumlahnya
banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini
berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan
reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian
berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol (direktorat Jendral
Perkebunan, 2006).
Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan
buah yang masak berwarna merah. Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji,
biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung
(punggun), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat
panjang sering disebut biji atau kopi (lanang) (http://www.plantamor.com, 2011).
Syarat Tumbuh
Iklim
Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat
tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl).
Dalam perkembangannya dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari luar negeri,
beberapa klon saat ini dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 m dpl,
namun demikian yang terbaik seyogyanya kopi ditanam di atas 700 m dpl,
terutama jenis kopi robusta. Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa
yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Namun demikian,
lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia
sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700
sampai 900 m dpl. (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 2003).
Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah
1500 – 2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu
rata-rata 15-25 derajat celcius dengan lahan kelas S1 atau S2 (Puslitkoka,
2006). Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga dengan citarasa kopi (http://foragri.blogsome.com, 2011).
Pohon kopi tidak dapat
tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau, karena angina
ini akan mempertinggi penguapan air di permukaan tanah pada perkebunan. Selain
mempertinggi penguapan dapat juga mematahkan dan merebah pohon pelindung yang
tinggi, sehingga dapat merusak tanaman dibawahnya.Untuk mengurangi kerasnya
guncangan angina ditepi-tepi perkebunan dapat ditanami pohon penahan angin.
Selain itu pohon pelindung dapat mengurangi derasnya guncangan angin (http://www.plantamor.com, 2011).
Tanah
Tanaman kopi
menghendaki persyaratan kondisi tanah yang subur dan mempunyai solum tanah yang
cukup dalam (kurang lebih 1,5m).Jenis tanah yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kopi adalah mempunyai struktur tanah yang baik, mengandung
bahan organic paling sedikit 3%, memiliki tata udara dan tata air yang baik (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2008).
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kopi mempunyai sifat yang Sangat khusus dipengaruhi oleh
linkungan, bahkan tanaman kopi mempunyai sifat yang sangat khusus karena
masing-masing jenis kopi menhendaki suhu dan ketinggian tempat yang
berbeda-beda. Tanaman kopi pada umumnya menghendaki keadaan wilayah yang tinggi
tempat 700-2000m dpl. Khususnya pada tanaman kopi jenis arabika mempunyai
keadaan wilayah atau ketinggian tempat 1000-1700mdpl. Makadari dari sini dapat
diuraikan klas-klas lahan yang dihendaki oleh tanaman kopi adalah sebagai
berikut: Dadasarkan pada lahan atau linkungan dan iklim sesuai dengan yang
telah ditentukan. Dalam menentukan klas suatu lahan harus ditentukan tasa
faktor yang mempunyai level yang paling rendah (Starfarm, 2010).
Kemasaman (pH) tanah
merupakan faktor paling penting dan merupakan indikator ketersediaan unsur hara
dalam tanah. Pada pH > 8 (alkalis) menyebabkan khlorosis karena Fe, Mn, Zn,
Cu tidak dapat diserap oleh akar tanaman kakao, sebaliknya pada pH < 4
(masam) terjadi keracunan karena Fe, Mn, Zn, Cu tersedia dalam jumlah yang
berlebihan. Tanaman kakao dapat tumbuh pada pH 4 – 8, tetapi yang baik adalah
sekitar pH 6,0 – 7,0 (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao I
PERBANYAKAN TANAMAN KOPI (Coffea Sp)
SECARA STEK
Pengertian
Stek
Merupakan proses perbanyakan kopi untuk menumbuhkan
akar entres kopi dengan menggunakan media tumbuh dan lingkungan. Media tumbuh
yang digunakan untuk penyetekan kopi terdiri dari campuran pasir, pupuk
kandang/humus dengan perbandingan 3:1. Hal ini dimaksudkan agar mampu menahan
lengas tanah cukup lama tetapi aerasi dan drainasinya baik. Untuk bagian paling
bawah media tumbuh diberi pecahan batu dan kerikil setebal 30 cm. Kondisi
lingkungan untuk penyetekan kopi, disusun dalam bedengan yang dibuat memanjang
dengan ukuran lebar 1,25 m dengan panjang 5-10 meter atau dapat menyesuaikan
dengan keadaan tempat yang tersedia, kemudian di buat tutup bedengan/sungkup
plastik dengan tinggi 60 cm. Bedengan setek di beri naungan yang cukup terbuat
dari para-para (dari anyaman daun kelapa), disarankan penyetekan dilakukan di
bawah pohon pelindung lamtoro atau jenis pepohonan lainnya yang dapat
meneruskan cahaya (Direktorat
Jendral Perkebunan, 2006).
Keuntungan
Dibawah ini merupakan sedikit penjelasan tentang keuntungan
perbanyakan tanaman secara stek :
·
Memiliki
keunggulan seperti tanaman induk
·
Mudah
cara pengerjaannya
·
Bisa
diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak
(Setia
Jaya, 2001).
Kelemahan
Adapun kelemahan perbanyakan tanaman secara stek batang
ialah :
·
Perakarannya
tidak kuat, karena tidak ada akar tunggang
·
Pada
tanaman tertentu tingkat keberhasilannya sangat rendah
·
Hanya
dapat dilakukan pada tanaman tertentu
Waktu
yang baik untuk pembuatan stek adalah awal dari musim penghujan, maka baiknya
saja menurut jadwal umum:
1.
Bulan Oktober s/d Desember; tahap
Pengakaran di bak stek
2.
Bulan Januari s/d Oktober; tahap
Pemeliharaan dan Pembibitan
3.
Bulan Oktober s/d Nopember; tahap
Penanaman di kebun atau petanaman.
(Prastowo, 2010).
Dalam bak stek ini
kelembababn udara dapat diatur dengan pipa air yang berlubang-lubang, sehingga
air dapat menetes dengan secara pelan pada tutup kaca yang dilapisi dengan
kain. Kelembaban harus dijaga agar berkisar antara 85 sampai 90 persen.
Temperatur dan intensitas cahaya dapat diatur dengan mempergunakan naungan
buatan. Temperatur rata-rata kit usahakan berkisar antara 23 sampai dengan 26
derajat Celsius. Medium harus disiram secukupnya akan tetapi jangan sekali-kali
tergenang air (Starfarm, 2010).
Bedengan stek ini
biasanya dipergunakan didaerah yang agak tinggi dan mempunyai temperatur
rata-rata lebih rendah. Kelembaban udara diatur dengan penyiraman air, setiap
2-3 jam pada siang hari. Sedangkan untuk temperatur dan intensitas cahaya
diatur dengan naungan buatan, atau kombinasi naungan alam dan naungan buatan (Starfarm,
2010).
Pemindahan Stek
- Setelah
setek umur ± 3 bulan dilakukan penyesuaiandengan membuka sungkup secara
bertahap, dan pada umur ± 4 bulan setek dipindahkan ke pembibitan dengan
menggunakan kantong plastik yang berisi media pasir : tanah : pupuk kandang
perbandingan 1 : 2 : 1.
-
Bibit setek siap tanam di kebun setelah berumur ± 7 bulan di pembibitan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan penyetekan dilakukan sebagai berikut :
-
Entres yang digunakan masih hijau dan lentur tidak terlalu muda atau tua. Umur
entres antara 3-6 bulan, karena pada umur tersebut cukup baik untuk bahan setek.
-
Entres kopi yang digunakan adalah pada ruas 2-4 dari pucuk. Pemotongan bahan
setek menjadi satu ruas 6-8 cm sepasang daun yang dikupir, bagian pangkal dipotong
miring satu arah.
-
Setek yang sudah disiapkan ditanam dengan cara menancaapkan setek ke dalam
media tumbuh sehingga daunnya menyentuh permukaan media. Setek ditanam setek
tertanam tertutup/disungkup dengan plastik.
-
Setelah setek selesai ditanam media tumbuh segera di siram air dengan
menggunakan gembor secara hati hati agar tidak merusak media tumbuh. Penyiraman
dapat dilakukan 1-2 hari sekali dengan membuka sungkup dan segera ditutup kembali.
(Prastowo, 2010).
KESIMPULAN
1.
Tanaman kopi akan mulai berbuga setelah
berumur ± 2 tahun.
2.
Buah kopi yang masih muda berwarna
hijau, sedangkan buah yang masak berwarna merah.
3.
Ada empat faktor yang menentukan
keberhasilan budidaya kopi, yaitu: (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2)
proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan
(agroindustri), dan (4) system pemasarannya.
4.
Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan
cara vegetatif menggunakan bagian dari tanaman dan generative menggunakan benih
atau biji.
5.
Sedangkan perbanyakan klonal tanaman
kopi dengan setek dengan memanfaatkan salah satu sifat keunggulan dari sumber
bahan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya,
1999. Pengendalian Mutu Kopi dan Kakao Berdasarkan Standarisasi Nasional. Warta
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Direktorat
Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. 2006. Statistik Perkebunan Indonesia
2003 – 2005 (Kopi), Jakarta
http://foragri.blogsome.com., 2011. Kakao. Diakses tanggal 30 November 2012
http://plantamor.com., 2011., Theobroma cacao. Diakses tanggal 30 November 2012
Karmawati,
E., 2010. Budidaya dan Pascapanen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan
Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia, 2003. Klon-Klon Unggul Kopi Robusta dan Beberapa
Pilihan Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan
Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia, 2008. Varietas-Varietas Kopi Arabika Yang Telah
Dilepas Oleh Menteri Pertanian
Prastowo, B.,
2010. Budidaya Dan Pascap Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan
Starfarm. 2010.
Proses Pengolahan Kopi Secara Umum. http://winbathin. multiply.com/journal/item/43/Proses_Pengolahan_Kopi_secara_umum)
Setia Jaya, 2001. Petunjuk
Cara Perbanyakan Secara Stek, PT. Mekar Makmur, Bogor
Suhermanto Srasyid, SP, 1999. Stek Pada Tanaman Melati, Jakarta
Yahmadi, M.,
2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya dan Pengolahan Kopi di
Indonesia. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Jawa Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar