Senin, 12 September 2016

BUDIDAYA PEPAYA

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu produk hortikultura yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah pepaya, di Indonesia tanaman pepaya merupakan tanaman yang mempunyai prospek pengembangan yang cerah dan memiliki wilayah penyebaran yang cukup luas. Menurut Situs Hijau (2003) Sentra produksi utama pepaya di Indonesia antara lain adalah Jawa Barat (Bogor), Jawa Tengah (Boyolali), Jawa Timur (Malang), Kalimantan Barat (Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak), Kalimantan Timur (Kota Samarinda dan Balikpapan), Sumatra Utara (Deli Serdang) (Nisa, 2008).
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis.Pusat penyebaran diduga berada di daerah sekitar Meksiko bagian selatan dan Nikaragua. Di Indonesia, tanaman pepaya umumnya tumbuh menyebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi (Direktorat Tanaman Buah, 2004).
Produksi tanaman pepaya sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, produksi mencapai 621.524 ton, tahun 2008 mencapai 717.899 ton, tahun 2009 mencapai 772.844 ton, tahun 2010 mencapai 675.801 ton, dan 2011 mencapai 958.251 ton. Pertambahan produksi dari tahun 2010 sampai 2011mencapai 41,79% (BPS dan Direktorat Jendral Hortikultura, 2011).
Buah pepaya tergolong buah yang populer dan umumya digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Hal ini disebabkan karena daging buahnya yang lunak dengan warna merah atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan serta banyak mengandung air. Tanaman pepaya merupakan tanaman semusim sehingga buah ini dapat tersedia setiap saat (Barus dan Syukri, 2008).
Nama daerah pepaya antara lain adalah Pente (Aceh), Pertek (Gayo), Pastela (Batak), Embetik (Karo), Botik (BatakToba), Bala (Nias), Sikailo (Mentawai), Kates (Palembang), Kalikih (Minangkabau),Gedang (Lampung), Gedang (Sunda), Kates (Jawa Tengah), Kates (Madura), Gedang (Bali), Kustela (Banjar), Bua medung (Dayak Busang), Buah dong (DayakKenya), Kates (Sasak), Kampaya (Bima), Kala jawa (Sumbawa), Padu (Flores),Papaya (Gurontalo), Papaya (Buol), Kaliki (Baree), Papaya (Manado), Unti jawa(Makasar), Kaliki riaure (Bugis), Papai (Buru), Papaya (Halmahera), Papae (Ambon),Palaki (Seram), Kapaya (Tidore), Tapaya (Ternate), Ihwarwerah (Sarmi), Siberiani(Windesi) Depkes (2000) dalam Astuti (2009). Pepaya merupakan buah yang mempunyai nilai nutrisi baik, dapat dimanfaatkan dalam bentuk buah segar dan produk hasil olahan. Buah pepaya mengandung 1,0-1,5% protein, 1,0-1,5% vitamin A, dan 69–71 mg (100 g)-1 vitamin C. Mineral yang terkandung dalam buah pepaya di antaranya kalsium sebesar 11–31 mg (100 g) -1 dan kalium sebesar 39–337 mg (100 g) -1. Kandungan lain dalam buah pepaya adalah 0,1% lemak rendah, 7-13% karbohidrat, 35–59 kkal (100 g) -1, 200 kJ energi dan 85-90% air. Suketi dkk. (2010) mengemukakan bahwa bagian tanaman buah pepaya seperti akar, daun, buah dan biji mengandung fitokimia: polisakarida, vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin dan flavonoid yang semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat.
Buah pepaya telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Buah matangnya sangat digemari sebagai buah meja dan sering dihidangkan sebagai buah pencuci mulut karena cita rasanya yang enak, relatif tingginya kandungan nutrisi dan vitamin, serta fungsinya dalam melancarkan pencernaan. Selain dikonsumsi sebagai "buah segar", pepayajuga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puree, pasta pepaya, manisan kering, manisan basah, saus pepaya, dan juice pepaya bahan makanan dan minuman, obat tradisional, pakan ternak, industri penyamakan kulit, kosmetik, dan sebagainya. Pepaya juga sering dipakai sebagai bahan pencampur dan pengental dalam industri saus tomat atau saus cabai.
Tujuan Penulisan
            Untuk mengetahui teknik budidaya pepaya.
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu komponen penilaian pada matakuliah Tanaman Hias dan Buah di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang mebutuhkan.
Permasalahan
1.      Masalah utama usaha pertanian di Indonesia adalah lemahnya upaya menggali nilai tambah.
2.      Budidaya pepaya pada musim penghujan menyebabkan pepaya rentan terhadap serangan p

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanamaan
Klasifikasi tanaman pepaya dalam dunia tumbuhan (Rukmana, 1995) adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae ; Divisi : Spermatophyta ; Kelas : Angiospermae ; Bangsa : Caricales ; Famili: Caricaceae ; genus : Carica spesies : Carica papayaL.
Pepaya berkembang dengan akar tunggang yang cukup kuat setelah tanam. Dalam kondisi yang baik, akar dapat menembus tanah hingga kedalaman 2 m. Sebagian besar dari akar yang bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi terdapat dalam lapisan 500 mm atas tanah dengan konsentrasi yang terbesar yaitu terdapat di atas 250 mm
(Department of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
Batang tanaman pepaya berlubang antara node, kecuali pada tanaman muda. Batangnya terdiri dari jaringan parenkim. Letak daun diatur dalam spiral 2/5. Batang tanaman pepaya adalah berongga dan biasanya tidak bercabang, dan tingginya mencapai 10 meter(Barus dan Sykuri, 2008).
Bentuk daun pepaya hampir seperti jari tangan melebar, bertulang daun menjari, dan ujung lancip. Pangkal daun berbentuk jantung dengan garis tengah 25-75 cm. Tangkai daun panjang dan berkelompok dekat pucuk, berlubang, dan melekat pada batang. Tajuk selalu berlekuk menyirip tidak beraturan
(Kalie, 1996).
Ada 3 jenis dasar pohon yaitu tanaman jantan, betina, dan hermafrodit (biseksual). Buah biasanya hanya diproduksi dari tanaman betina dan biseksual. Tanaman jantan memiliki ukuran yang kecil, berbentuk bulat panjang, bunga kuning yang hanya memiliki 10 kepala sari. Tanaman betina memiliki ukuran besar dengan bunga berwarna keputihan yang memiliki sebuah ovarium. Tanaman biseksual (hermafrodit) memiliki bunga sempurna terdapat dalam daun axils di sepanjang batang (Crane, 2005)
Untuk menghasilkan buah, bunga betina sangat tergantung pada bunga jantan atau bunga sempurna. Buah pepaya memiliki getah dan akan menghilang saat akan mendekati tua (matang). Umumya buah yang berasal dari bunga sempurna berbentuk panjang dengan daging buah yang tebal, sedangkan buah dari bunga betina berbentuk bulat sampai oval disertai daging yang tipis. Buah mengandung biji dalam jumlah banyak yang berada dalam rongga buah (Barus dan Syukri, 2008).
Biji pepaya berwarna hitam (fertil) dan berwarna putih (abortus). Benih yang digunakan untuk sumber benih jangan berasal dari buah yang terlalu mudah atau terlalu masak karena akan menghasilkan daya berkecambah benih yang rendah (Lumbangaol, 2008).
Syarat Tumbuh
Iklim
Setiap faktor iklim seperti sejuk atau dingin, kekurangan air (kekeringan), dan angin, akan menekan pertumbuhan dan produksi pepaya. Tanaman pepaya tumbuh dan berbuah di daerah dengan suhu hangat hingga panas (21-32°C). Pertumbuhan akar yang terbaik adalah jika suhu tanah tetap berada di atas 15,5°C dan menurun di bawah suhu tersebut. Tanaman pepaya tidak toleran terhadap suhu beku dan rusak di bawah -0,6 ° C. Sebaliknya, suhu tinggi di atas 32°C dapat menyebabkan bunga gugur, dan suhu rendah di bawah 15°C dapat menghambat pembungaan atau menyebabkan cacat buah. Curah hujan yang terdistribusi dengan baik diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan produksi buah. Setiap kondisi cuaca yang tidak menguntungkan dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produksi buah (Crane, 2005).
Tanaman pepaya memiliki adaptasi terhadap lingkungan sehingga pepaya dapat tumbuh mulai 0-1.000 m dpl bahkan sampai ketinggian 1.500 m dpl, namun idealnya ketinggian tanah tidak kurang atau lebih antara 600-700 m dpl, umumnya pepaya yang dihasilkan diatas 700 m dpl buahnya kurang baik demikian rupa yang ditanam di bawah 600 m dpl. (Agroprima, 2013).
Tanaman pepaya yang ditanam di daerah pegunungan akan menghasilkan buah dengan kulit agak kusam dan rasa kurang manis (Barus dan Syukri, 2008). Tanaman pepaya sangat peka terhadap iklim kritis terutama terhadap suhu dan kelembaban. Tanaman pepaya memerlukan pencahayaan penuh 100%, artinya harus langsung terkena sinar matahari/ tempat terbuka (Agroprima, 2013).
Curah hujan yang sesuai untuk pertanaman pepaya berkisar antara 1500-2000 mm pertahun. Pada daerah-daerah dengan musim kering lebih dari 2 bulan maka diperlukan pengairan agar kontinuitas berbunga (berbuah) terjadi sepanjang tahun (Barus dan Syukri, 2008).
Tanah
Lahan yang lembab merupakan tipe tanah yang cocok untuk pertanaman pepaya, tetapi tanah tersebut tidak boleh tergenang atau becek karena akar-akar akan membusuk. Pepaya pada lahan yang menggenang selama 2-3 hari saja akan menyebabkan kematian total tanaman (Barus dan Syukri, 2008).
Tekstur tanah yang ideal untuk budidaya pepaya secara irigasi adalah lempung berpasir atau lempung (yaitu dengan kandungan liat dari 15 sampai 30%), namun tanah dengan kandungan liat hingga 50% juga cocok. Tanah yang ideal memiliki struktur cukup longgar dan rapuh. Struktur tanah kompak atau sangat longgar akan berdampak buruk terhadap resapan air dan penetrasi akar. Tanah ini biasanya dikaitkan dengan kandungan liat yang sangat tinggi di bawah tanah (> 50%) (Departement of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
Pepaya tumbuh baik di tanah dengan pH (air) 6 sampai 6,5. Jika nilai tukar aluminium (Al) tidak lebih dari 30 ppm, tanah dengan pH (air) dari 5,5 atau lebih tinggi dapat digunakan. Pada pH rendah dari 5,5 atau lebih tinggi nilai dari 7,2, tanaman mungkin menderita kekurangan fosfat atau kekurangan kalium (Departement of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:
1.       Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanyamanis.
2.      Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manisasam.
A.    Persiapan Bibit Tanaman
1.      Perbanyakan secara generatif
2.      Perbanyakan secara vegetatif
1.      Perbanyakan secara generatif
Perbanyakan yang biasa digunakan pada perbanyakan secara generatif adalah dengan menggunakan biji.
Tanaman pepaya memiliki 3 jenis bunga yaitu:
·         bunga jantan (bunga yang hanya memiliki benang sari saja)
·         bunga betina (bunga yang hanya memiliki putik saja)
·         http://balitbu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/2013/teknologi/pepaya1.jpgbunga sempurna/hermaprodit (bunga yang memiliki benang sari dan putik)






Pepaya termasuk tanaman yang menyerbuk silang.Penyerbukan sebagian besar dibantu oleh angin dan serangga. Untuk menjamin kemurnian varietas, bunga sempurna yang akan digunakan untuk benih diisolasi dan dibungkus dengan kantong kertas minyak. Isolasi dilakukan beberapa hari sebelum bungamekar. Tanda bunga akan mekar adalah warna kelopak bunga sudah berubah dari hijau menjadi kekuningan. Kantong kertas minyak dibuka jika kepala putik sudah layu (± 5 hari).



A                     B                                 C

Gambar 2.  A. Bunga sempurna yang hampir mekar ; B. Bunga yang diisolasi ; C. Kepala putik yang sudah layu

Benih harus diambil dari buah yang telah tua atau masak mengkal di pohon.Benih diambil dari 1/3 bagian tengah buah, lalu dibersihkan dari lapisan kulit biji. Cara membersihkan biji dapat dilakukan dengan mencampur biji dengan abu gosok, kemudian diremas-remas sampai seluruh selaput biji hilang atau dengan cara fermentasi, yaitu dengan membiarkan benih-benih tersebut selama 2-3 hari lalu dicuci dengan air bersih. Selanjutnya biji dikeringanginkan.
Bunga pepaya sangat peka terhadap iklim khususnya suhu dan kelembaban.Tanaman jantan dan sempurna bersifat tidak stabil yang artinya dapat mengalami perubahan kelamin akibat perubahan lingkungan. Pada musim panas, tanaman mengalami stress karena kelembaban rendah sehingga putik dan benang sari pada tanaman sempurna tumbuh tidak wajar dan berbentuk karpeloid sehingga buah yang terbentuk di luar bentuk standar. Tanaman jantan dapat menghasilkan bunga sempurna sehinggamenghasilkan buah yang dikenal sebagai pepaya gantung/gandul.Tanaman betina bersifat stabil.





Gambar 3.Beberapa bentuk buah pepaya sempurna.(a) Buah pentandria  (b) Buah elongata(c) Buah antara

Agar diperoleh persentase tanaman sempurna yang lebih tinggi maka pembuatan benih dapat mengikuti tabel 1.









Benih pepaya dapat ditanam langsung di lapang atau disemai terlebih dahulu.
a. Benih langsung ditanam di lapang
Tanaman pepaya daya regenerasi akarnya kecil sehingga penanaman langsung di lapang tidak menyebabkan stagnasi pertumbuhan. Cara penanaman langsung ini akan menyebabkan pemeliharaan tanaman di lapang menjadi bertambah karena setiap tanaman muda itu harus diperhatikan satu per satu.
b. Benih disemaikan terlebih dahulu
Dengan cara ini, hanya tanaman yang sehat dan seragam pertumbuhannya yang dipilih untuk ditanam di lapang sehingga pemeliharaan akan lebih mudah dan teratur. Cara ini dapat dilakukan di daerah yang memiliki musim kering 3-4 bulan dan tidak memiliki irigasi. Penyemaian biji pepaya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Penyemaian di bedengan
Bedengan dibuat membujur dari Utara ke Selatan agar bibit dapat sinar secara merata, dengan ukuran lebar 1-1,2 m, tinggi 20-30 cm dan panjang sesuai kebutuhan. Bedengan diberi naungan untuk menghindari siraman hujan atau terik sinar matahari. Atap naungan di sebelah Timur dibuat lebih tinggi (1-1,5 m) dari pada di sebelah Barat (60-80 cm).
Lahan untuk bedengan dicangkul sedalam 20 cm dan digemburkan tanahnya sampai halus, kemudian campur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan (1:1:1). Biji disemai dengan kedalaman ½ cm dengan jarak 10 cm x 10 cm, dan disiram setiap hari. Biji akan berkecambah 12-14 hari setelah tanam. Saat bibit semaian berumur 2-3 minggu (dari saatberkecambah), dapat dipindah ke dalam kantong-kantong plastik yang telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (1:1). Pemindahan bibit semai harus dilakukan secara hati-hati agar perakarannya tidak terganggu.Tinggi tanaman pada umur 40-50 hari berkisar 15-25 cm dan sudah dapat pindah ke kebun.
Penyemaian di kantong plastik
Biji disemaikan dengan kedalaman ½ cm pada kantong plastik yang berisi media tanah : pupuk kandang (1:1). Pada setiap kantong plastik ditanam 3-4 biji untuk menjaga jika ada biji yang tidak tumbuh.Cara ini lebih praktis dan efisien, tetapi kadang-kadang pertumbuhan semai tidak seragam. Waktu dan cara pemindahan bibit ke kebun sama seperti di atas.



Gambar 4. Penyemaian biji pepaya di kantong plastik
Agar pemeliharaan lebih mudah dan teratur, maka dianjurkan untuk memakai benih yang disemaikan terlebih dahulu.

2.      Perbanyakan secara vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan cara pencangkokkan. Adapun kelebihan dan kelemahan dalam melakukan perbanyakan dengan cara mencangkok adalah
No
Keunggulan
Kelemahan
1
Sifat tanaman baru persis seperti induknya
Tidak dapat dilakukan secara besar besaran
2
Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah yang relatif singkat
Bibit cangkok tidak kuat karena tidak memiliki akar tunggal
3
Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat

Langkah langkah dalam pencangkokan adalah
1.      Persiapan bahan dan peralatan
-          Pohon pepaya dewasa sebagai bahan tanaman yang akan di cangkok
-          Ember plastik untuk menutup batang tanaman pepaya yang telah potong/dipangkas supaya tetap kering dan tidak kemasukan air.
-          Gergaji untuk memotong atau memangkas batang pohon pepaya
-          Pisau untuk mencangkok pohon pepaya
-          Campuran tanah & pupuk kandang dengan perbandingan 1:1
-          Sabut kelapa  atau plastik kresek untuk membungkus cangkokan
-          Tali rafia untuk mengikat cangkokan
-          Tongkat penyangga untuk menyangga cangkokan agar tidak roboh
2.      Penyiapan bahan tanaman
Pada umumnya tanaman pepaya tidak bercabang. Agar dapat dilakukan pencangkokan pohon pepaya harus dibuat bercabang. Pohon pepaya dapat dibuat bercabang dengan peremajaan (pemotongan batang tanaman. Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah
a.       Dipilih pohon pepaya yang sudah tidak produktif (berumur 4 tahun atau lebih)
b.      Batang pohon dipangkas dengan menggunakan gergaji pada ketinggian 50-60 cm diatas permukaan tanah
c.       Untuk menjanga agar bekas potongan tidak busuk, lubang bekas pangkasan ditutup dengan ember plastik yang telah disediakan sebelumnya.
d.      Beberapa hari kemudian akan tumbuh tunas baru. Tunas tunas baru tersebut dibiarkan tumbuh sampai siap dicangkok yaitu jika telah mencapai ukuran ±3-5 cm
3.      Cara pencangkokan
a.       Dipilih cabang pepaya yang telah memenuhi syarat untuk dicagkok yaitu
o   Tumbuh sehat dan kuat
o   Berbentuk lurus
o   Tidak terserang hama dan penyakit
o   Memiliki semacam bulatan atau benjolan yang menjadi tempat pertumbuhan akar baru
b.      Pangkal cabang yang akan dicangkok dikowakdengan menggunakan pisau yang tajam, kemudian diretakan atau dipatahkan sedikit dengan menggunakan tangan
c.       Selanjutnya bagian pangkal yang terdapat benjolan dan bagian yang sudah diretakkan diberi media cangkok
d.      Cangkokan kemudian bungkus dengan sabut kelapa atau plastik kresek dan ujung ujung bungkusan diikat dengan tali rafia
e.       Agar cangkokan tidak mudah patah, cabang yang dicangkok diberi tongkat penyangga
f.       Cangkokan harus dijaga agar tetap basah.
g.      Beberapa munggu kemudia akar cangkokan telah tumbuh. Bila cangkokkan telah berakar cukup banyak, bahkan sampai menembus bungkusan cangkokan, cangkokan telah siap untuk dilepaskan dari tempatnya.

















B.     Persiapan Lahan
Dalam pengolahan lahan perlu diperhatikan sifat dan kebutuhan tanaman pepaya seperti perakaran yang tergolong dangkal dan daya regenerasinya kecil, sangat peka terhadap air yang menggenang, membutuhkan kelembaban tinggi dan cahaya matahari penuh.
Untuk memudahkan pembuangan air yang berlebihan pada saat musim hujan, sebaiknya pepaya ditanam di atas bedengan.Sifat perakaran yang dangkal dapat diatasi dengan penanaman di media tumbuh yang gembur.
Setelah lahan bersih dari semak belukar, maka lahan perlu dibajak atau dicangkul.Bongkahan tanah ini lalu dicangkul lagi sehingga tanah menjadi gembur.Apabila lahan tidak sempat dibajak, sedangkan waktu tanam sudah mendesak maka lahan perlu digemburkan setelah penanaman.Pembentukan bedengan dapat dilakukan saat pemberian pupuk kandang berikutnya.
Pengajiran dilakukan untuk menentukan jarak tanam. Jarak tanam pepaya pada umumnya adalah 2,5 m x 2,5 m; 2,5 m x 3 m atau 3 m x 3 m, tergantung pada jenis pepaya. Bedengan dibuat dengan lebar 2-2,5 m dan tinggi 20 cm. Lebar bedengan 2 m digunakan untuk jarak tanam 2,5 m dan lebar bedengan 2,5 m digunakan untuk jarak tanam 3 m. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 50 cm.

Gambar 5. Penanaman pepaya di atas bedengan
Lubang tanam diperlukan agar akar tanaman pepaya dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Ukuran lubang tanam adalah 50 cm x 50 cm x 50 cm. Tanah bagian atas (25 cm) dipisahkan dari lapisan tanah bagian bawah. Lubang tanam diangin-anginkan selama 1-2 minggu.Setelah itu lubang tanam ditutup dengan timbunan tanah bagian bawah terlebih dahulu diikuti dengan timbunan tanah bagian atas yang telah dicampur pupuk organik/kandang 10-20 kg.Kemudian lubang tanam ini dibiarkan selama 1-2 minggu dengan tujuan untuk mematikan bibit penyakit.Lubang tanam kemudian diberi ajir kembali.Pemberian pupuk organik selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Waktu tanam harus diatur agar tanaman dapat berbunga bertepatan dengan awal musim hujan karena tanaman pepaya memerlukan udara yang lembab untuk membentuk dan menghasilkan buah.Di daerah-daerah yang memiliki bulan basah sepanjang tahun, penanaman dapat dilakukan sepanjang waktu.
C.    Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman tanaman
Penyulaman dilakukan jika di antara bibit yang ditanam terdapat bibit yang mati atau tidak baik pertumbuhannya.Penyulaman sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.Bibit sulaman perlu diberikan atap pelindung dari pelepah batang pisang dan disiram jika tidak ada hujan.
Pengairan
Produksi buah akan lebih baik di daerah-daerah yang lembab dan curah hujannya tinggi. Tanaman pepaya memerlukan pengairan secara teratur di daerah-daerah yang memiliki musim kering lebih dari dua bulan.
Perakaran tanaman pepaya sangat peka terhadap kekurangan dan kelebihan air, terutama pada tanaman yang baru ditanam dan saat keluarnya bunga.Pertumbuhan tanaman pepaya muda membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi, yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatifnya. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menghasilkan pembungaan dan pembuahan yang teratur dan produktif. Selama masa pertumbuhan generatif, kelembaban lahan harus tetap terjamin agar bunga-bunga tidak berguguran, penyerbukan sempurna dan pertumbuhan buah baik dan normal. Bibit baru tanam disiram 1-2 liter/hari, tanaman muda – dewasa disiram 10-20 liter/hari dan tanaman yang sedang berbuah disiram 20-30 liter/hari.
Penyiangan dan Penggemburan
Penyiangan dilakukan dengan hati-hati terutama di sekitar tanaman agar tidak merusak akar tanaman. Buat piringan yang bersih seluas tajuk tanaman di sekitar batang tanaman. Cangkul tanah di sekitar batang lalu bentuk timbunan tanah di sekitar batang tanaman.
Saat penyiangan yang tepat adalah pada musim penghujan karena saat itu banyak gulma yang tumbuh. Penggemburan tanah di sekeliling tanaman di bawah tajuk ditujukan untuk menghindari pengerasan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga pertukaran udara dan peresapan air ke dalam tanah lebih baik.
Pemberian Mulsa
Untuk   menjaga   kelembaban   tanah   dapat   dilakukan pemberian  mulsa  atau  penutup  tanah  berupa  serasah,  jerami kering dan sebagainya. Selain untuk menjaga kelembaban tanah, mulsa    juga    berfungsi    untuk mengurangi  penguapan,  mencegah pertumbuhan gulma, mengatur suhu permukaan  tanah  dan  menambahkesuburan.




Gambar 6. Pemberian mulsa jerami pada tanaman pepaya
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menyediakan hara secara seimbang, meningkatkan produktivitas tanaman dan mutu buah. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan kesuburan tanah dan umur tanaman pepaya.
Lahan untuk penanaman pepaya membutuhkan tambahan pemupukan karena unsur hara yang hilang bersama buah cukup tinggi setiap dilakukan pemanenan. Kehilangan unsur hara dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil Buah
Komposisi hara yang hilang pada buah segar
(kg/ha)


(kg/ha)


Nitrogen
Posfor

Kalium
Zink
1.000
1
0,2

2,44
0,002
2.000
2
0,4

4,87
0,004
20.000
20
4

48,7
0,04
40.000
40
8

97
0,08
80.000
80
16

195
0,012
Tabel 2. Hara yang hilang pada buah pepaya
Sebelum ada pedoman pemupukan spesifik lokasi, maka pemupukan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan unsur hara yang hilang setiap dilakukan pemanenan ataupun dapat menggunakan pedoman pemupukan berikut ini :
·      Sebulan setelah tanam diberikan 23 g Urea 46%, 95 g TSP 20% , 150 g KCl 52%.
·      Kemudian setiap 3 bulan sekali, setiap tanaman diberi : 69 g Urea, 190 g TSP 20%, 50 g KCl 52%.
Cara pemberian pupuk dilakukan dengan sistem rorakan yaitu dengan menaburkan di sekeliling pohon di bawah tajuk tanaman, lalu ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat juga dilakukan dengan cara membuat 5-6 lubang tugal di sekeliling tanaman, lalu diisi pupuk dan ditutup tanah. Penyiraman harus dilakukan setelah pemupukan terutama bila tidak turun hujan.
Seleksi tanaman sempurna
Pada usaha penanaman pepaya sebaiknya dilakukan seleksi untuk memilih pohon sempurna. Tujuan seleksi adalah :
  1. menjamin penyerbukan bunga atau produksi buah
  2. mendapatkan bentuk buah elongata bijinya dapat digunakan untuk benih
Seleksi tanaman hanya dapat dilakukan pada saat tanaman telah berbunga.Jika bunga pertama adalah bunga jantan tunggal maka tanaman tersebut adalah tanaman sempurna.Jika bunga pertama betina maka tanaman tersebut adalah tanaman betina.Jika bunga yang muncul merupakan bunga jantan yang berupa malai maka tanaman tersebut adalah tanaman jantan.Setiap lubang tanam ditinggalkan satu tanaman sempurna.
Tanaman sela dan penutup lahan
Setelah tanaman semaian dipindah ke lapang sampai tanaman pepaya berbunga, lahan di sela-sela tanaman pepaya dapat dimanfaatkan sementara untuk tanaman sela. Jenis tanaman sela yang ditanam sebaiknya tanaman yang bukan merupakan tanaman inang dari hama yang ada di pepaya.

D.    PANEN
tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan.Tanaman pepaya merupakan jenis tanaman buah-buahan tropis yang tergolong cepat menghasilkan. Tingkat kemasakan buah pepaya biasanya dibagai menjadi 5 kriteria yaitu :
1.      Buah muda
Buah muda adalah buah yang masih dalam proses pertumbuhan dan pembentukan ke arah tingkat buah tua. Bentuk, berat dan komposisi buah masih belum utuh dan belum lengkap. Kulit buah berwarna hijau muda dan mengandung banyak getah. Daging buah dan biji masih berwarna putih. Bila dipetik masih mengeluarkan banyak getah. Bila diperam atau dikarbit buah akan masak tidak sempurna. Kulit dan daging buah akan berwarna pucat dan rasanya tawar bahkan kadang-kadang terasa pahit.
2.      Buah tua (green mature stage)
Buah tua ditandai dengan warna kulit yang masih hijau. Getah sudah banyak berkurang dan encer. Daging buah masih keras, tetapi bagian dalamnya mulai tampak ada perubahan warna.
3.      Buah Mengkal (firm ripe stage)
Buah mengkal ditandai dengan mulai menguningnya kulit buah, terutama di bagian ujung buah. Daging buah masih keras, tetapi bagian dalam telah berubah warna.
4.      Buah masak (ripe stage)
Seluruh kulit buah telah berubah warna menjadi kuning atau kuning kemerahan. Daging buah seluruhnya telah lunak dan berwarna kuning atau merah menyala. Rasanya manis segar beraroma dan berair banyak.
5.      Buah masak bonyok (over ripe stage)
Buah sudah terlalu masak. Kulit dan daging buah sangat lembek. Rasa daging buah sudah tidak enak dan ada rasa pahitnya. Di beberapa tempat dari buah tersebut ada antraknosa.
Sebelum buah pepaya dipanen, dada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
  1. Lakukan panen buah pada kondisi cuaca cerah namun tidak terlalu panas, yaitu pagi hari jam 07:00 - 10:00 atau sore hari jam 15:00 - 17:00.
  2. Amati tingkat kematangan buh dengan cara memperhatikan jumlah semburat warna merah pada kulit buah, 20 - 25% semburat merah.
  3. Perkiraan umur buah dari saat bunga mekar adalah 140 - 150 hari.
  4. Untuk jarak angkut jauh, sebaiknya buah yang dipetik masih berwarna hijau kekuningan.
  5. Agar tidak melukai kulit buah, sebaiknya pemetikan menggunakan sarung tangan yang permukaannya tidak kasar.
  6. Cara pemetikan dengan memutar buah menggunakan tangan sampai terlepas dari tangkainya. Cara lain adalah dengan memotong tangkai buah sepanjang satu buku menggunakan pisau tajam.
  7. Jika pohon pepaya tinggi, sebaiknya gunakan tangga untuk memetik.
  8. Setiap buah yang dipanen, idealnya buah dibungkus dengan kertas koran. Tujuannya untuk mencegah gesekan atau benturan antarbuah yang dapat mengakibatkan buah memar. 
  9. Lapisi keranjang /wadah buah menggunakan daun kering atau kertas koran yang berfungsi sebagai bantalan. Buah disusun berdiri atau tidur, yang besar diletakkan di bagian bawah. Rongga antarbuah diisi dengan daun kering atau kertas koran.
  10. Tumpukan buah sebaiknya tidak terlalu tinggi untuk menghindari tekanan yang terlalu berat bagi buah yanhg berada di bagian bawah.
  11. Angkat keranjang dengan hati-hati agar ketika dibawa ke pasar atau ke tempat penyortiran tidak terjadi guncangan dan gesekan yang dapat melukai buah
E.     Hama dan Penyakit
Hama
Hama serangga yang menyerang tanaman pepaya diperkirakan ada sekitar 35 jenis yang terdiri dari jenis tungau, kutu, lalat buah, kumbang dan ngengat. Berikut ini beberapa hama utama yang perlu mendapat perhatian para petani pepaya.
a.      Tungau
Hama tungau yang penting pada tanaman pepaya di Indonesia ada 3 yaitu Polyphagotarsonemus latus Banks, Tetranychus telarius L. dan Brevipalpus ponicis Geysk.
Polyphagotarsonemus latus Banks
Gejala : Tanaman semai dan tanaman muda merupakan sasaran serangannya. Di sisi sebelah bawah daun-daun muda yang lunak, tungau hidup bergerombol mengisap cairan daun.Daun menjadi terhambat pertumbuhannya, berkeriput, berwarna hijau tidak rata sampai coklat kekuningan dan bentuknya tidak normal karena tepi daun melengkung ke dalam.Tungau ini juga menyerang tanaman teh, karet, cabai dan tomat.
Tetranychus telarius L.
Tungau dewasa panjangnya 0,5 mm, berwarna merah tua, dengan mulut dan kaki berwarna putih. Tungau ini juga menyerang ketela pohon, kapas, jeruk, kina, jarak, karet, tomat, dadap, kacang-kacangan, tanaman hias dan rumput-rumputan.
Gejala : Tungau ini menyerang dan mengisap cairan sel-sel daun tua. Luka bekas tusukan tampak jelas berupa bintik-bintik putih pada daun.Pada serangan berat seluruh daun tampak seperti terselaput bintik-bintik putih.
Brevipalpus phoenicis Geijskes
Gejala : seluruh stadia dari telur sampai dewasa ditemukan pada batang dan daun bagian bawah. Tungau ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan sel jaringan daun, buah dan batang. Makin meningkat serangan, populasi tungau bergerak menyerang dan mengisap tajuk bagian atas, terutama buah. Buah pepaya yang diserang kulitnya menjadi tidak mulus, cacat seperti bergabus dan berwarna agak kecoklatan.




A                                 B                                 C
Gambar 7. Tungau pada sisi bagian bawah daun (A) dan gejala serangan tungau pada daun pepaya (B-C)

Pengendalian Hama  Tungau:
·      Pemanfaatan predator tungau famili Phytoseiidae seperti, Neoseiulus fallacis, Phytoseiulus persimilis dan familiAscidae seperti, Asca longiseta serta predator Coleoptera
·      Sanitasi lingkungan untuk mengurangi gulma yang merangkap sebagai inang alternatif
·      Pengelolaan gulma dibawah tajuk tanaman sebagai tempat berlindung dan penyedia pakan alternatif tungau predator.
·      Penggunaan akarisida secara bergilir mengingat tungau mudah sekali menjadi resisten terhadap pestisida.
b.      Kutu Aphids (Myzuz persicae Sulzer)
Hama ini hidup berkelompok di bawah daun pepaya dan menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan sel tanaman. Kutu ini memiliki tubuh lunak berwarna kehijauan atau kemerahan, panjangnya 2-3 mm. Kutu dewasa memiliki 2 bentuk tubuh yaitu bersayap dan tidak bersayap. Kutu dewasa bersayap berarti bersiap-siap akan pindah meninggalkan kelompoknya dan mencari inang baru. Hama ini tersebar di tanaman pepaya terutama saat musim kemarau. Kutu daun inilah yang menjadi vektor dan penyebar virus keriting (mosaik) yang ditakuti petani pepaya karena sukar diberantas.



Gambar 8.  A : Aphid dewasa B: nimfa (warna kuning)
Gejala : Serangan berat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan layu. Daun mengalami nekrotis serta warnanya menjadi tidak normal. Pada bagian yang terserang akan banyak terdapat embun gula dimana semut bergerombol. Serangan tingkat lanjut daun menjadi menggulung.
Pengendalian :
·      Pemanfaatan cairan mimba menunjukkan hasil yang efektif dan efisien
·      Pengendalian dengan insektisida hanya memberikan hasil untuk waktu yang singkat karena hama ini mudah sekali menjadi resisten
·      Penggunaan entomopathogenik jamur Verticillium lecanii menunjukkan hasil yang efektif dan efisien.
·      Pemanfaatan   parasitoid   Aphidius   matricariae,   dan Diaretus chenopodiaphidis Ashmead
·      Penggunaan predator Aphidoletes aphidimyza, Aphidiusgifuensis, Ephedrus cerasicola, Aphidius colemani dan Aphelinus abdominalis
c.       Lalat Bactrocera dorsalisHendel
Gejala : Pada buah yang hampir masak terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan ovipositor lalat buah betina ketika memasukan telur ke dalam jaringan buah. Larva yang telah menetas mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi melunakan daging buah sehingga mudah disedot dan dicerna. Enzim ini juga mempercepat pembusukan sehingga buah berwarna coklat, tidak menarik dan terasa pahit bila dimakan. Apabila aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut, buahakan jatuh ke tanah bersamaan dengan masaknya larva lalat buah yang siap memasuki fase pupa.



Gambar 9. Bactrocera dorsalis
Pengendalian :
·      Pembungkusan buah sejak buah masih kecil
·      Pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang tidak dipanen atau busuk atau yang terserang lalat buah, lalu dipendam dalam tanah dengan kedalaman 30 cm
·      Pendangiran tanah dibawah tajuk agar pupa terkena sinar matahari dan mati
·      Penggunaan mulsa untuk mencegah pupa masuk ke dalam tanah
·      Penggunaan perangkap Methyl Eugenol (ME) atau Cue-lure
Pemanfaatan musuh alami Biosteres arisanus, B.longicaudatus dan Opius sp
Penyakit
a.      Busuk Akar dan Pangkal Batang
Penyebab  :    Jamur  Phytophthora  palmivora  (Butl.)  Butl.  , Pythium spp.


A                     B                                          C
Gambar 12. Gejala serangan busuk akar dan pangkal batang oleh Phytophthora (A), serangan pada buah (B) dan serangan akibat jamur Phythium pada bibit (C)

Gejala : Mula-mula daun bawah layu, menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok. Selanjutnya daun-daun yang agak muda juga menunjukkan gejala yang sama, sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di puncaknya. Akhirnya tanaman mati.Jika digali akar lateral membusuk, menjadi masa berwarna coklat tua, lunak, dan seringkali berbau tidak enak.Serangan yang parah dapat merusak akar tunggang sampai pangkal batang.Jamur ini juga menyerang tanaman dalam pembibitan yang dikenal dengan penyakit semai damping off, yang terjadi ketika kelembaban tinggi dan suhuudara panas apalagi ketika semai ditanam dengan jarak tanam rapat.Serangan pada buah dimulai dari dekat tangkai yang ditandai dengan adanya miselium berwarna putih seperti beludru.
Pengendalian :
·      Drainase dan aerasi di pembibitan maupun di lapang harus baik
·      Tanah pembibitan perlu disterilkan
·      Penaman biji/bibit tidak terlalu dalam
·      Rotasi tanaman bukan inang (selain jeruk, coklat, durian, karet, kelapa, lada dan pinang)
·      Tanaman sakit segera dibongkar sampai akar-akarnya lalu dibakar
·      Serangan pada buah dicegah dengan penyemprotan fungisida terutama di daerah dekat tangkai buah.
b.      Penyakit tepung (powdery mildew)
Penyebab :Oidium caricae Noack
Gejala : Cendawan ini menyerang daun melalui permukaan bagian bawah. Bagian bawah daun tampak berwarna putih seperti tepung.Bagian atas permukaan daun, biasanya dekat tulang daun, tampak bintik-bintik berwarna kuning atau hijau pucat.Batang dan tangkai daun muda yang terserang penyakit ini menjadi bertepung agak basah. Penyakit ini lebih berat pada
musim kemarau dan lebih banyak dijumpai pada daerah pegunungan.
Pengendalian :
·      Penyakit ini dicegah dengan hembusan tepung belerang dosis 0,7% atau fungisida lain. Penghembusan sebaiknya dilakukan pagi hari saat hari cerah.
·      Mengurangi naungan pada pesemaian
·      Pemeliharaan tanaman yang baik
c.       Penyakit busuk buah Rhizopus atau busuk hitam
Penyebab :Rhizopus stolonifer Lind.
Gejala  :  Penyakit  ini  merupakan  penyakit  pasca  panen  (saat pengangkutan dan di penyimpanan). Penyakit ini menyerang buah pepaya  tua  yang  terluka.  Buah  yang  terserang  penyakit  ini akhirnya  menjadi  busuk,  bonyok  dan  berair.  Bila  keadaannya lembab,  buah  dilapisi  oleh  sporangiospora berwarna hitam.
Pengendalian
·      Buah-buah yang sakit dipetik lalu dimusnahkan
·      Perendaman buah ke air panas yang bersuhu 47oC selama 20 menit untuk mencegah pembusukan
·      Penyimpanan buah pada suhu rendah 10o C
Pembungkusan buah dengan kertas saat panen untuk menghindari luka pada buah
d.      Penyakit busuk buah Antraknosa
Penyebab :Colletotrichum gloeosporioides (Penz) Sacc
Gejala : Serangan pada buah muda ditandai dengan munculnya bercak kecil kebasah-basahan, yang mengeluarkan getah yang berbentuk bintik. Serangan pada buah muda berkembang sangat lambat dan berkembang cepat saat buah menjelang masak.Pada buah yang menjelang matang muncul bercak-bercak kecil bulat kebasah-basahan berwarna coklat kemerahan.Bila buah bertambah masak, bulatan-bulatan tadi semakin besar dan busuk cekung ke arah dalam buah.Kerusakan pada buah matang lebih banyak terjadi pada buah yang luka pada saat sebelum panen dan setelah panen.Pada daun, terjadi bercak kecil kebasah-basahan dan bentuknya tidak teratur, meluas berwarna coklat muda.yang sudah lanjut, pusatnya berwarna putih kelabu, dan kadang-kadang menjadi berlubang. Jamur ini dapat menginfeksi tangkai daun dari daun tua.



Gambar 14. Gejala serangan antraknosa pada buah dan daun pepaya
Pengendalian :
·      Hindari terjadinya pelukaan pada buah sejak masih muda sampai saat setelah panen (pemetikan, pengangkutan dan penyimpanan)
·      Memusnahkan daun dan buah yang bergejala penyakit
·      Jarak tanam tidak terlalu rapat (minimal 2-3 m x 3 m)
·      Hindari tumpang sari dengan tanaman inang alternatif penyakit antraknosa (cabai, mangga, pisang dan ubi kayu)
·      Kebusukan selama penyimpanan dapat dicegah dengan cara mencelupkan buah ke dalam air panas 43-49o C selama 20 menit
·      Penggunaan fungisida di lapang dengan bahan aktif Manzeb
e.       Erwinia papayae
Penyebab : bakteri Bacterium papayae
Gejala  :  Tangkai  daun  dan  batang  yang  masih  hijau  terdapat bercak kebasah-basahan.  Pada tanaman muda daun menguning dan membusuk.  Setelah beberapa lama bagian tunas-tunas muda mangalami  kematian.  Pada  helain  daun  yang besar   terdapat   bercak-bercak   kering   yang bentuknya  tidak  teratur,  selanjutnya  meluas sepanjang  tulang-tulang  daun.   Jika  penyakit telah meyerang batang, batang akan membusuk, semua daunnya akan gugur dan pada akhirnya diikuti oleh matinya seluruh tanaman.





Gambar 15. Gejala serangan bakteri Erwinia papayae
Pengendalian :
·      Konsep budidaya tanaman sehat
·      Pengendalian serangga pengunjung pada tanaman pepaya karena bakteri layu Erwinia di tularkan oleh serangga vektor dari tanaman sakit kepada tanaman sehatMembongkar tanaman yang sakit lalu dibakar.
f.       Penyakit daun (papaya black spot)
Penyebab :Cercospora pepayae Hans.
Gejala : daun yang terserang menjadi berbercak-bercak putih kelabu, diameter 1,6-6,3 mm, berbentuk agak bulat sampai tidak beraturan. Jika serangannya hebat, daun menjadi berwarna kuning lalu mati mengering. Serangan pada buah diawali oleh bintik kecil lalu membesar, diameter 0,8-3 mm dan berwarna hitam. Serangan penyakit ini menyebabkan kerusakan daun yang mengakibatkan penurunan produksi.
Pengendalian :
·      Pemeliharaan tanaman yang baik
·      Aplikasi fungisida efektif apabila serangan hebat.
g.      Penyakit Mosaik Pepaya
Penyebab : virus mosaik pepaya atau Papaya Mozaik Virus.
Gejala : Gejala serangan tampak pada daun, batang dan buah. Sejak awal daun tampak tumbuh kasar dan sisi daun bagian bawah bergaris-garis tipis tidak teratur (mozaik) berwarna hijau gelap dengan batas-batas jelas di sepanjang tulang daun.Lambat laun pertumbuhan daun terhambat, ukuran daun mengecil dan menumpuk di bagian atas.Serangan yang cukup berat dapat mengakibatkan daun gugur.Serangan pada buah menyebabkan timbulnya lingkaran-lingkaran berwarna hijau gelap.Pada buah yang masak, berwarna hijau gelap tersebut tidak kelihatan.Penyakit ditularkan oleh kutu daun Myzuz persicae Sulz.
Pengendalian :
·      membongkar serta memusnahkan tanaman yang terserang
·      menanam benih sehat
mengendalikan vektor penular
h.      Phytopthora parasitiaca
Gejala : menyerang batang, buah dan leher akar tanaman pepaya. Tanaman yang terserang menjadi seperti tersiram air panas.Gejala tersebut menjalar ke seluruh batang tanaman pepaya, pucuk tanaman menjadi layu, daun-daun berguguran dan akibat lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman roboh.Buah yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala bintik-bintik berwarna putih, selanjutnya buah menjadi kisut yang makin lama makin mengeras, warna buah menjadi hitam dan akhirnya gugur.
Pengendalian :
·      Penyemprotan fungisida
·      Perbaikan irigasi
i.        Papaya Ringspot Virus (PRSV)
Penyebab : virus  yang ditularkan sejenis kutu  Myzuz persicae Sulz., Aphis gossypii Glov., A. medicaginis Koch., A. rumicis, Macrosiphum solanifolii Ashn., dan Micromyzus formosanus Tak.
Gejala : Gejala awal serangan virus ini mengakibatkan warna kekuningan dan tranparansi tulang-tulang daun muda. Pada daun terdapat bercak kuning dan kadang-kadang daun seperti terpelintir dengan bentuk yang tidak teratur.Terdapat garis-garis hijau gelap dan bercak seperti cincin pada tangkai daun dan batang.Pada buah, bercak seperti cincin atau mirip huruf C ini berwarna lebih gelap daripada kulit buah pepaya.Pada buah yang sudah masak bercak seperti cincin ini berwarna oranye sampai coklat gelap.
Pengendalian :
·      mengeradikasi tanaman sakit pada awal serangan
·      menekan perkembangan vektor kutu untuk mengurangi penyebaran penyakit
·      tidak menanam tanaman inang lain (kelompok Cucurbitaceae) di sekitar kebun
j.        Penyakit Nematoda Puru Akar
Penyebab :Meloidogyne incognita KOF & WH.
Gejala : hanya menyerang akar tanaman pepaya. Pada akar tumbuh puru atau benjolan sehingga fungsi akar menjadi berkurang, pertumbuhan akar terhambat dan sistem perakaran secara keseluruhan menjadi terganggu sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman.Tanaman seperti tidak pernah dipupuk atau tampak kekeringan akibat kekurangan air.Daun berwarna hijau terang sampai kuning dan lebih cepat gugur.Tanaman tampak kurus kerdil tidak sehat.
Pengendalian :
·      Pemusnahan tanaman sakit
·      Penggunaan nematisida
·      Pembalikan dan pemanasan media tanam

KESIMPULAN
1.      Permasalahan dalam budidaya pepaya adalah pada musim penghujan yang menyebabkan mudah terserang penyakit dan nilai tambah produk yang rendah
2.      Perbanyakan tanaman pepaya dapat dilakukan secara vegetatif dan geneatif
3.      Hama yang menyerang tanaman pepaya adalah tungau, Kutu Aphids (Myzuz persicae Sulzer), Lalat Bactrocera dorsalisHendel
4.      Penyakit yang menyerang tanaman pepaya adalah Busuk Akar dan Pangkal Batang, Penyakit tepung (powdery mildew), Penyakit busuk buah Rhizopus atau busuk hitam, Penyakit busuk buah Antraknosa, Erwinia papayadsb













Tidak ada komentar:

Posting Komentar