
Latar
Belakang
Salah satu
produk hortikultura yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah pepaya, di
Indonesia tanaman pepaya merupakan tanaman yang mempunyai prospek pengembangan
yang cerah dan memiliki wilayah penyebaran yang cukup luas. Menurut Situs Hijau
(2003) Sentra produksi utama pepaya di Indonesia antara lain adalah Jawa Barat
(Bogor), Jawa Tengah (Boyolali), Jawa Timur (Malang), Kalimantan Barat (Kota
Pontianak dan Kabupaten Pontianak), Kalimantan Timur (Kota Samarinda dan Balikpapan),
Sumatra Utara (Deli Serdang) (Nisa, 2008).
Pepaya
(Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika
tropis.Pusat penyebaran diduga berada di daerah sekitar Meksiko bagian selatan
dan Nikaragua. Di Indonesia, tanaman pepaya umumnya tumbuh menyebar dari
dataran rendah sampai dataran tinggi (Direktorat Tanaman
Buah, 2004).
Produksi tanaman
pepaya sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, produksi
mencapai 621.524 ton, tahun 2008 mencapai 717.899 ton, tahun 2009 mencapai
772.844 ton, tahun 2010 mencapai 675.801 ton, dan 2011 mencapai 958.251 ton.
Pertambahan produksi dari tahun 2010 sampai 2011mencapai 41,79% (BPS dan
Direktorat Jendral Hortikultura, 2011).
Buah pepaya
tergolong buah yang populer dan umumya digemari oleh sebagian besar penduduk
dunia. Hal ini disebabkan karena daging buahnya yang lunak dengan warna merah
atau kuning, rasanya manis dan menyegarkan serta banyak mengandung air. Tanaman
pepaya merupakan tanaman semusim sehingga buah ini dapat tersedia setiap saat
(Barus dan Syukri, 2008).
Nama daerah
pepaya antara lain adalah Pente (Aceh), Pertek (Gayo), Pastela (Batak), Embetik
(Karo), Botik (BatakToba), Bala (Nias), Sikailo (Mentawai), Kates (Palembang),
Kalikih (Minangkabau),Gedang (Lampung), Gedang (Sunda), Kates (Jawa Tengah),
Kates (Madura), Gedang (Bali), Kustela (Banjar), Bua medung (Dayak Busang),
Buah dong (DayakKenya), Kates (Sasak), Kampaya (Bima), Kala jawa (Sumbawa),
Padu (Flores),Papaya (Gurontalo), Papaya (Buol), Kaliki (Baree), Papaya (Manado),
Unti jawa(Makasar), Kaliki riaure (Bugis), Papai (Buru), Papaya (Halmahera),
Papae (Ambon),Palaki (Seram), Kapaya (Tidore), Tapaya (Ternate), Ihwarwerah
(Sarmi), Siberiani(Windesi) Depkes (2000) dalam Astuti (2009). Pepaya merupakan
buah yang mempunyai nilai nutrisi baik, dapat dimanfaatkan dalam bentuk buah
segar dan produk hasil olahan. Buah pepaya mengandung 1,0-1,5% protein,
1,0-1,5% vitamin A, dan 69–71 mg (100 g)-1 vitamin C. Mineral yang terkandung
dalam buah pepaya di antaranya kalsium sebesar 11–31 mg (100 g) -1 dan kalium
sebesar 39–337 mg (100 g) -1. Kandungan lain dalam buah pepaya adalah 0,1%
lemak rendah, 7-13% karbohidrat, 35–59 kkal (100 g) -1, 200 kJ energi dan
85-90% air. Suketi dkk. (2010) mengemukakan bahwa bagian tanaman buah pepaya
seperti akar, daun, buah dan biji mengandung fitokimia: polisakarida, vitamin,
mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin dan flavonoid yang
semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat.
Buah pepaya
telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Buah matangnya sangat digemari
sebagai buah meja dan sering dihidangkan sebagai buah pencuci mulut karena cita
rasanya yang enak, relatif tingginya kandungan nutrisi dan vitamin, serta
fungsinya dalam melancarkan pencernaan. Selain dikonsumsi sebagai "buah
segar", pepayajuga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan
minuman yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puree, pasta pepaya,
manisan kering, manisan basah, saus pepaya, dan juice pepaya bahan makanan dan
minuman, obat tradisional, pakan ternak, industri penyamakan kulit, kosmetik,
dan sebagainya. Pepaya juga sering dipakai sebagai bahan pencampur dan
pengental dalam industri saus tomat atau saus cabai.
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui teknik budidaya
pepaya.
Kegunaan Penulisan
Sebagai
salah satu komponen penilaian pada matakuliah Tanaman Hias dan Buah di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang mebutuhkan.
Permasalahan
1.
Masalah utama usaha
pertanian di Indonesia adalah lemahnya upaya menggali nilai tambah.
2.
Budidaya pepaya pada
musim penghujan menyebabkan pepaya rentan terhadap serangan p

Botani
Tanamaan
Klasifikasi tanaman pepaya dalam
dunia tumbuhan (Rukmana, 1995) adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae ; Divisi
: Spermatophyta ; Kelas : Angiospermae ; Bangsa : Caricales ; Famili:
Caricaceae ; genus : Carica spesies : Carica
papayaL.
Pepaya
berkembang dengan akar tunggang yang cukup kuat setelah tanam. Dalam kondisi
yang baik, akar dapat menembus tanah hingga kedalaman 2 m. Sebagian besar dari
akar yang bertanggung jawab untuk penyerapan nutrisi terdapat dalam lapisan 500
mm atas tanah dengan konsentrasi yang terbesar yaitu terdapat di atas 250 mm
(Department of Agriculture,
Forestry and Fisheries, 2009).
Batang tanaman
pepaya berlubang antara node, kecuali pada tanaman muda. Batangnya terdiri dari
jaringan parenkim. Letak daun diatur dalam spiral 2/5. Batang tanaman pepaya
adalah berongga dan biasanya tidak bercabang, dan tingginya mencapai 10
meter(Barus dan Sykuri, 2008).
Bentuk daun pepaya hampir seperti
jari tangan melebar, bertulang daun menjari, dan ujung lancip. Pangkal daun
berbentuk jantung dengan garis tengah 25-75 cm. Tangkai daun panjang dan berkelompok
dekat pucuk, berlubang, dan melekat pada batang. Tajuk selalu berlekuk menyirip
tidak beraturan
(Kalie, 1996).
Ada 3 jenis
dasar pohon yaitu tanaman jantan, betina, dan hermafrodit (biseksual). Buah
biasanya hanya diproduksi dari tanaman betina dan biseksual. Tanaman jantan
memiliki ukuran yang kecil, berbentuk bulat panjang, bunga kuning yang hanya
memiliki 10 kepala sari. Tanaman betina memiliki ukuran besar dengan bunga
berwarna keputihan yang memiliki sebuah ovarium. Tanaman biseksual
(hermafrodit) memiliki bunga sempurna terdapat dalam daun axils di sepanjang
batang (Crane, 2005)
Untuk
menghasilkan buah, bunga betina sangat tergantung pada bunga jantan atau bunga
sempurna. Buah pepaya memiliki getah dan akan menghilang saat akan mendekati
tua (matang). Umumya buah yang berasal dari bunga sempurna berbentuk panjang
dengan daging buah yang tebal, sedangkan buah dari bunga betina berbentuk bulat
sampai oval disertai daging yang tipis. Buah mengandung biji dalam jumlah
banyak yang berada dalam rongga buah (Barus dan Syukri, 2008).
Biji pepaya
berwarna hitam (fertil) dan berwarna putih (abortus). Benih yang digunakan
untuk sumber benih jangan berasal dari buah yang terlalu mudah atau terlalu
masak karena akan menghasilkan daya berkecambah benih yang rendah (Lumbangaol,
2008).
Syarat
Tumbuh
Iklim
Setiap faktor
iklim seperti sejuk atau dingin, kekurangan air (kekeringan), dan angin, akan
menekan pertumbuhan dan produksi pepaya. Tanaman pepaya tumbuh dan berbuah di
daerah dengan suhu hangat hingga panas (21-32°C). Pertumbuhan akar yang terbaik
adalah jika suhu tanah tetap berada di atas 15,5°C dan menurun di bawah suhu
tersebut. Tanaman pepaya tidak toleran terhadap suhu beku dan rusak di bawah
-0,6 ° C. Sebaliknya, suhu tinggi di atas 32°C dapat menyebabkan bunga gugur,
dan suhu rendah di bawah 15°C dapat menghambat pembungaan atau menyebabkan
cacat buah. Curah hujan yang terdistribusi dengan baik diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman dan produksi buah. Setiap kondisi cuaca yang tidak
menguntungkan dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan dan produksi buah (Crane,
2005).
Tanaman pepaya
memiliki adaptasi terhadap lingkungan sehingga pepaya dapat tumbuh mulai
0-1.000 m dpl bahkan sampai ketinggian 1.500 m dpl, namun idealnya ketinggian
tanah tidak kurang atau lebih antara 600-700 m dpl, umumnya pepaya yang
dihasilkan diatas 700 m dpl buahnya kurang baik demikian rupa yang ditanam di
bawah 600 m dpl. (Agroprima, 2013).
Tanaman pepaya
yang ditanam di daerah pegunungan akan menghasilkan buah dengan kulit agak
kusam dan rasa kurang manis (Barus dan Syukri, 2008). Tanaman pepaya sangat
peka terhadap iklim kritis terutama terhadap suhu dan kelembaban. Tanaman
pepaya memerlukan pencahayaan penuh 100%, artinya harus langsung terkena sinar
matahari/ tempat terbuka (Agroprima, 2013).
Curah hujan yang
sesuai untuk pertanaman pepaya berkisar antara 1500-2000 mm pertahun. Pada
daerah-daerah dengan musim kering lebih dari 2 bulan maka diperlukan pengairan
agar kontinuitas berbunga (berbuah) terjadi sepanjang tahun (Barus dan Syukri,
2008).
Tanah
Lahan yang
lembab merupakan tipe tanah yang cocok untuk pertanaman pepaya, tetapi tanah
tersebut tidak boleh tergenang atau becek karena akar-akar akan membusuk.
Pepaya pada lahan yang menggenang selama 2-3 hari saja akan menyebabkan
kematian total tanaman (Barus dan Syukri, 2008).
Tekstur tanah
yang ideal untuk budidaya pepaya secara irigasi adalah lempung berpasir atau
lempung (yaitu dengan kandungan liat dari 15 sampai 30%), namun tanah dengan
kandungan liat hingga 50% juga cocok. Tanah yang ideal memiliki struktur cukup
longgar dan rapuh. Struktur tanah kompak atau sangat longgar akan berdampak
buruk terhadap resapan air dan penetrasi akar. Tanah ini biasanya dikaitkan
dengan kandungan liat yang sangat tinggi di bawah tanah (> 50%) (Departement
of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
Pepaya tumbuh
baik di tanah dengan pH (air) 6 sampai 6,5. Jika nilai tukar aluminium (Al)
tidak lebih dari 30 ppm, tanah dengan pH (air) dari 5,5 atau lebih tinggi dapat
digunakan. Pada pH rendah dari 5,5 atau lebih tinggi nilai dari 7,2, tanaman
mungkin menderita kekurangan fosfat atau kekurangan kalium (Departement of
Agriculture, Forestry and Fisheries, 2009).
Jenis pepaya
yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:
1.
Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna
merah semangka, rasanyamanis.
2. Pepaya
burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manisasam.
A.
Persiapan
Bibit Tanaman
1. Perbanyakan
secara generatif
2. Perbanyakan
secara vegetatif
1.
Perbanyakan
secara generatif
Perbanyakan yang
biasa digunakan pada perbanyakan secara generatif adalah dengan menggunakan
biji.
Tanaman
pepaya memiliki 3 jenis bunga yaitu:
·
bunga jantan
(bunga yang hanya memiliki benang sari saja)
·
bunga betina
(bunga yang hanya memiliki putik saja)
·
bunga
sempurna/hermaprodit (bunga yang memiliki benang sari dan putik)


A B C
Gambar 2. A. Bunga sempurna yang
hampir mekar ; B. Bunga yang diisolasi ; C. Kepala putik yang sudah layu
Benih
harus diambil dari buah yang telah tua atau masak mengkal di pohon.Benih
diambil dari 1/3 bagian tengah buah, lalu dibersihkan dari lapisan kulit biji.
Cara membersihkan biji dapat dilakukan dengan mencampur biji dengan abu gosok,
kemudian diremas-remas sampai seluruh selaput biji hilang atau dengan cara
fermentasi, yaitu dengan membiarkan benih-benih tersebut selama 2-3 hari lalu
dicuci dengan air bersih. Selanjutnya biji dikeringanginkan.

Gambar 3.Beberapa bentuk buah pepaya sempurna.(a) Buah pentandria (b) Buah elongata(c) Buah antara
Agar
diperoleh persentase tanaman sempurna yang lebih tinggi maka pembuatan benih
dapat mengikuti tabel 1.

Benih
pepaya dapat ditanam langsung di lapang atau disemai terlebih dahulu.
a. Benih langsung ditanam di lapang
Tanaman
pepaya daya regenerasi akarnya kecil sehingga penanaman langsung di lapang
tidak menyebabkan stagnasi pertumbuhan. Cara penanaman langsung ini akan
menyebabkan pemeliharaan tanaman di lapang menjadi bertambah karena setiap
tanaman muda itu harus diperhatikan satu per satu.
b. Benih disemaikan terlebih dahulu
Dengan
cara ini, hanya tanaman yang sehat dan seragam pertumbuhannya yang dipilih
untuk ditanam di lapang sehingga pemeliharaan akan lebih mudah dan teratur.
Cara ini dapat dilakukan di daerah yang memiliki musim kering 3-4 bulan dan
tidak memiliki irigasi. Penyemaian biji pepaya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Penyemaian di bedengan
Bedengan
dibuat membujur dari Utara ke Selatan agar bibit dapat sinar secara merata,
dengan ukuran lebar 1-1,2 m, tinggi 20-30 cm dan panjang sesuai kebutuhan.
Bedengan diberi naungan untuk menghindari siraman hujan atau terik sinar
matahari. Atap naungan di sebelah Timur dibuat lebih tinggi (1-1,5 m) dari pada
di sebelah Barat (60-80 cm).
Lahan
untuk bedengan dicangkul sedalam 20 cm dan digemburkan tanahnya sampai halus,
kemudian campur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan (1:1:1).
Biji disemai dengan kedalaman ½ cm dengan jarak 10 cm x 10 cm, dan disiram
setiap hari. Biji akan berkecambah 12-14 hari setelah tanam. Saat bibit semaian
berumur 2-3 minggu (dari saatberkecambah),
dapat dipindah ke dalam kantong-kantong plastik yang telah diisi campuran tanah
dan pupuk kandang (1:1). Pemindahan bibit semai harus dilakukan secara
hati-hati agar perakarannya tidak terganggu.Tinggi tanaman pada umur 40-50 hari
berkisar 15-25 cm dan sudah dapat pindah ke kebun.
Penyemaian di kantong plastik

Gambar 4.
Penyemaian biji pepaya di kantong plastik
Agar
pemeliharaan lebih mudah dan teratur, maka dianjurkan untuk memakai benih yang
disemaikan terlebih dahulu.
2.
Perbanyakan secara
vegetatif
Perbanyakan
secara vegetatif dilakukan dengan cara pencangkokkan. Adapun kelebihan dan
kelemahan dalam melakukan perbanyakan dengan cara mencangkok adalah
No
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1
|
Sifat tanaman baru persis seperti induknya
|
Tidak dapat dilakukan secara besar besaran
|
2
|
Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah yang relatif singkat
|
Bibit cangkok tidak kuat karena tidak memiliki akar tunggal
|
3
|
Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat
|
Langkah langkah dalam
pencangkokan adalah
1.
Persiapan
bahan dan peralatan
-
Pohon pepaya dewasa
sebagai bahan tanaman yang akan di cangkok
-
Ember plastik untuk
menutup batang tanaman pepaya yang telah potong/dipangkas supaya tetap kering
dan tidak kemasukan air.
-
Gergaji untuk memotong
atau memangkas batang pohon pepaya
-
Pisau untuk mencangkok
pohon pepaya
-
Campuran tanah &
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1
-
Sabut kelapa atau plastik kresek untuk membungkus
cangkokan
-
Tali rafia untuk
mengikat cangkokan
-
Tongkat penyangga untuk
menyangga cangkokan agar tidak roboh
2.
Penyiapan
bahan tanaman
Pada umumnya
tanaman pepaya tidak bercabang. Agar dapat dilakukan pencangkokan pohon pepaya
harus dibuat bercabang. Pohon pepaya dapat dibuat bercabang dengan peremajaan
(pemotongan batang tanaman. Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah
a. Dipilih
pohon pepaya yang sudah tidak produktif (berumur 4 tahun atau lebih)
b. Batang
pohon dipangkas dengan menggunakan gergaji pada ketinggian 50-60 cm diatas
permukaan tanah
c. Untuk
menjanga agar bekas potongan tidak busuk, lubang bekas pangkasan ditutup dengan
ember plastik yang telah disediakan sebelumnya.
d. Beberapa
hari kemudian akan tumbuh tunas baru. Tunas tunas baru tersebut dibiarkan
tumbuh sampai siap dicangkok yaitu jika telah mencapai ukuran ±3-5 cm
3.
Cara
pencangkokan
a. Dipilih
cabang pepaya yang telah memenuhi syarat untuk dicagkok yaitu
o Tumbuh
sehat dan kuat
o
Berbentuk lurus
o
Tidak terserang hama
dan penyakit
o
Memiliki semacam
bulatan atau benjolan yang menjadi tempat pertumbuhan akar baru
b. Pangkal
cabang yang akan dicangkok dikowakdengan
menggunakan pisau yang tajam, kemudian diretakan atau dipatahkan sedikit dengan
menggunakan tangan
c. Selanjutnya
bagian pangkal yang terdapat benjolan dan bagian yang sudah diretakkan diberi
media cangkok
d. Cangkokan
kemudian bungkus dengan sabut kelapa atau plastik kresek dan ujung ujung
bungkusan diikat dengan tali rafia
e. Agar
cangkokan tidak mudah patah, cabang yang dicangkok diberi tongkat penyangga
f. Cangkokan
harus dijaga agar tetap basah.
g.
Beberapa munggu kemudia
akar cangkokan telah tumbuh. Bila cangkokkan telah berakar cukup banyak, bahkan
sampai menembus bungkusan cangkokan, cangkokan telah siap untuk dilepaskan dari
tempatnya.

B.
Persiapan
Lahan
Dalam
pengolahan lahan perlu diperhatikan sifat dan kebutuhan tanaman pepaya seperti
perakaran yang tergolong dangkal dan daya regenerasinya kecil, sangat peka
terhadap air yang menggenang, membutuhkan kelembaban tinggi dan cahaya matahari
penuh.
Untuk
memudahkan pembuangan air yang berlebihan pada saat musim hujan, sebaiknya
pepaya ditanam di atas bedengan.Sifat perakaran yang dangkal dapat diatasi
dengan penanaman di media tumbuh yang gembur.
Setelah
lahan bersih dari semak belukar, maka lahan perlu dibajak atau
dicangkul.Bongkahan tanah ini lalu dicangkul lagi sehingga tanah menjadi
gembur.Apabila lahan tidak sempat dibajak, sedangkan waktu tanam sudah mendesak
maka lahan perlu digemburkan setelah penanaman.Pembentukan bedengan dapat
dilakukan saat pemberian pupuk kandang berikutnya.

Gambar 5. Penanaman pepaya
di atas bedengan
Lubang
tanam diperlukan agar akar tanaman pepaya dapat tumbuh dan berkembang dengan
sempurna. Ukuran lubang tanam adalah 50 cm x 50 cm x 50 cm. Tanah bagian atas
(25 cm) dipisahkan dari lapisan tanah bagian bawah. Lubang tanam
diangin-anginkan selama 1-2 minggu.Setelah itu lubang tanam ditutup dengan
timbunan tanah bagian bawah terlebih dahulu diikuti dengan timbunan tanah
bagian atas yang telah dicampur pupuk organik/kandang 10-20 kg.Kemudian lubang
tanam ini dibiarkan selama 1-2 minggu dengan tujuan untuk mematikan bibit
penyakit.Lubang tanam kemudian diberi ajir kembali.Pemberian pupuk organik
selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Waktu
tanam harus diatur agar tanaman dapat berbunga bertepatan dengan awal musim
hujan karena tanaman pepaya memerlukan udara yang lembab untuk membentuk dan
menghasilkan buah.Di daerah-daerah yang memiliki bulan basah sepanjang tahun,
penanaman dapat dilakukan sepanjang waktu.
C.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
tanaman
Penyulaman
dilakukan jika di antara bibit yang ditanam terdapat bibit yang mati atau tidak
baik pertumbuhannya.Penyulaman sebaiknya dilakukan sesegera mungkin.Bibit
sulaman perlu diberikan atap pelindung dari pelepah batang pisang dan disiram
jika tidak ada hujan.
Pengairan
Produksi
buah akan lebih baik di daerah-daerah yang lembab dan curah hujannya tinggi.
Tanaman pepaya memerlukan pengairan secara teratur di daerah-daerah yang
memiliki musim kering lebih dari dua bulan.
Perakaran
tanaman pepaya sangat peka terhadap kekurangan dan kelebihan air, terutama pada
tanaman yang baru ditanam dan saat keluarnya bunga.Pertumbuhan tanaman pepaya
muda membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi, yang digunakan untuk pertumbuhan
vegetatifnya. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menghasilkan pembungaan dan
pembuahan yang teratur dan produktif. Selama masa pertumbuhan generatif,
kelembaban lahan harus tetap terjamin agar bunga-bunga tidak berguguran,
penyerbukan sempurna dan pertumbuhan buah baik dan normal. Bibit baru tanam
disiram 1-2 liter/hari, tanaman muda – dewasa disiram 10-20 liter/hari dan
tanaman yang sedang berbuah disiram 20-30 liter/hari.
Penyiangan dan Penggemburan
Penyiangan dilakukan dengan
hati-hati terutama di sekitar tanaman agar tidak merusak akar tanaman. Buat
piringan yang bersih seluas tajuk tanaman di sekitar batang tanaman. Cangkul
tanah di sekitar batang lalu bentuk timbunan tanah di sekitar batang tanaman.
Saat penyiangan yang tepat adalah
pada musim penghujan karena saat itu banyak gulma yang tumbuh. Penggemburan
tanah di sekeliling tanaman di bawah tajuk ditujukan untuk menghindari
pengerasan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga pertukaran udara dan
peresapan air ke dalam tanah lebih baik.
Pemberian Mulsa
Untuk menjaga
kelembaban tanah dapat
dilakukan pemberian mulsa atau
penutup tanah berupa
serasah, jerami kering dan
sebagainya. Selain untuk menjaga kelembaban tanah, mulsa juga
berfungsi untuk mengurangi penguapan,
mencegah pertumbuhan gulma, mengatur suhu permukaan tanah
dan menambahkesuburan.

Gambar
6. Pemberian mulsa jerami pada tanaman pepaya
Pemupukan
Pemupukan
bertujuan untuk menyediakan hara secara seimbang, meningkatkan produktivitas
tanaman dan mutu buah. Dosis pupuk harus disesuaikan dengan kesuburan tanah dan
umur tanaman pepaya.
Lahan
untuk penanaman pepaya membutuhkan tambahan pemupukan karena unsur hara yang
hilang bersama buah cukup tinggi setiap dilakukan pemanenan. Kehilangan unsur
hara dapat dilihat pada Tabel 2.
Hasil
Buah
|
Komposisi
hara yang hilang pada buah segar
|
||||
(kg/ha)
|
|
|
(kg/ha)
|
|
|
|
Nitrogen
|
Posfor
|
|
Kalium
|
Zink
|
1.000
|
1
|
0,2
|
|
2,44
|
0,002
|
2.000
|
2
|
0,4
|
|
4,87
|
0,004
|
20.000
|
20
|
4
|
|
48,7
|
0,04
|
40.000
|
40
|
8
|
|
97
|
0,08
|
80.000
|
80
|
16
|
|
195
|
0,012
|
Tabel
2. Hara yang hilang pada buah pepaya
Sebelum
ada pedoman pemupukan spesifik lokasi, maka pemupukan dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan unsur hara yang hilang setiap dilakukan pemanenan ataupun
dapat menggunakan pedoman pemupukan berikut ini :
· Sebulan
setelah tanam diberikan 23 g Urea 46%, 95 g TSP 20% , 150 g KCl 52%.
· Kemudian
setiap 3 bulan sekali, setiap tanaman diberi : 69 g Urea, 190 g TSP 20%, 50 g
KCl 52%.
Cara
pemberian pupuk dilakukan dengan sistem rorakan yaitu dengan menaburkan di
sekeliling pohon di bawah tajuk tanaman, lalu ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat
juga dilakukan dengan cara membuat 5-6 lubang tugal di sekeliling tanaman, lalu
diisi pupuk dan ditutup tanah. Penyiraman harus dilakukan setelah pemupukan
terutama bila tidak turun hujan.
Seleksi tanaman
sempurna
Pada
usaha penanaman pepaya sebaiknya dilakukan seleksi untuk memilih pohon
sempurna. Tujuan seleksi adalah :
- menjamin penyerbukan bunga atau produksi buah
- mendapatkan bentuk buah elongata bijinya dapat
digunakan untuk benih
Seleksi
tanaman hanya dapat dilakukan pada saat tanaman telah berbunga.Jika bunga
pertama adalah bunga jantan tunggal maka tanaman tersebut adalah tanaman
sempurna.Jika bunga pertama betina maka tanaman tersebut adalah tanaman
betina.Jika bunga yang muncul merupakan bunga jantan yang berupa malai maka
tanaman tersebut adalah tanaman jantan.Setiap lubang tanam ditinggalkan satu
tanaman sempurna.
Tanaman sela dan
penutup lahan
Setelah
tanaman semaian dipindah ke lapang sampai tanaman pepaya berbunga, lahan di
sela-sela tanaman pepaya dapat dimanfaatkan sementara untuk tanaman sela. Jenis
tanaman sela yang ditanam sebaiknya tanaman yang bukan merupakan tanaman inang
dari hama yang ada di pepaya.
D.
PANEN
tanaman pepaya
dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan.Tanaman pepaya merupakan jenis tanaman
buah-buahan tropis yang tergolong cepat menghasilkan. Tingkat kemasakan buah
pepaya biasanya dibagai menjadi 5 kriteria yaitu :
1.
Buah muda
Buah muda adalah
buah yang masih dalam proses pertumbuhan dan pembentukan ke arah tingkat buah
tua. Bentuk, berat dan komposisi buah masih belum utuh dan belum lengkap. Kulit
buah berwarna hijau muda dan mengandung banyak getah. Daging buah dan biji
masih berwarna putih. Bila dipetik masih mengeluarkan banyak getah. Bila
diperam atau dikarbit buah akan masak tidak sempurna. Kulit dan daging buah akan
berwarna pucat dan rasanya tawar bahkan kadang-kadang terasa pahit.
2.
Buah tua (green
mature stage)
Buah tua
ditandai dengan warna kulit yang masih hijau. Getah sudah banyak berkurang dan
encer. Daging buah masih keras, tetapi bagian dalamnya mulai tampak ada
perubahan warna.
3.
Buah Mengkal (firm
ripe stage)
Buah mengkal
ditandai dengan mulai menguningnya kulit buah, terutama di bagian ujung buah.
Daging buah masih keras, tetapi bagian dalam telah berubah warna.
4.
Buah masak (ripe
stage)
Seluruh kulit
buah telah berubah warna menjadi kuning atau kuning kemerahan. Daging buah
seluruhnya telah lunak dan berwarna kuning atau merah menyala. Rasanya manis
segar beraroma dan berair banyak.
5.
Buah masak bonyok (over
ripe stage)
Buah sudah
terlalu masak. Kulit dan daging buah sangat lembek. Rasa daging buah sudah
tidak enak dan ada rasa pahitnya. Di beberapa tempat dari buah tersebut ada
antraknosa.
Sebelum buah pepaya dipanen, dada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu:
- Lakukan
panen buah pada kondisi cuaca cerah namun tidak terlalu panas, yaitu pagi
hari jam 07:00 - 10:00 atau sore hari jam 15:00 - 17:00.
- Amati
tingkat kematangan buh dengan cara memperhatikan jumlah semburat warna
merah pada kulit buah, 20 - 25% semburat merah.
- Perkiraan
umur buah dari saat bunga mekar adalah 140 - 150 hari.
- Untuk
jarak angkut jauh, sebaiknya buah yang dipetik masih berwarna hijau
kekuningan.
- Agar
tidak melukai kulit buah, sebaiknya pemetikan menggunakan sarung tangan
yang permukaannya tidak kasar.
- Cara
pemetikan dengan memutar buah menggunakan tangan sampai terlepas dari
tangkainya. Cara lain adalah dengan memotong tangkai buah sepanjang satu
buku menggunakan pisau tajam.
- Jika
pohon pepaya tinggi, sebaiknya gunakan tangga untuk memetik.
- Setiap
buah yang dipanen, idealnya buah dibungkus dengan kertas koran. Tujuannya
untuk mencegah gesekan atau benturan antarbuah yang dapat mengakibatkan
buah memar.
- Lapisi
keranjang /wadah buah menggunakan daun kering atau kertas koran yang
berfungsi sebagai bantalan. Buah disusun berdiri atau tidur, yang besar
diletakkan di bagian bawah. Rongga antarbuah diisi dengan daun kering atau
kertas koran.
- Tumpukan
buah sebaiknya tidak terlalu tinggi untuk menghindari tekanan yang terlalu
berat bagi buah yanhg berada di bagian bawah.
- Angkat
keranjang dengan hati-hati agar ketika dibawa ke pasar atau ke tempat
penyortiran tidak terjadi guncangan dan gesekan yang dapat melukai buah
E.
Hama
dan Penyakit
Hama
Hama
serangga yang menyerang tanaman pepaya diperkirakan ada sekitar 35 jenis yang
terdiri dari jenis tungau, kutu, lalat buah, kumbang dan ngengat. Berikut ini
beberapa hama utama yang perlu mendapat perhatian para petani pepaya.
a.
Tungau
Hama
tungau yang penting pada tanaman pepaya di Indonesia ada 3 yaitu Polyphagotarsonemus
latus Banks, Tetranychus telarius L. dan Brevipalpus ponicis
Geysk.
Polyphagotarsonemus
latus Banks
Gejala
: Tanaman semai dan tanaman muda merupakan sasaran serangannya. Di sisi sebelah
bawah daun-daun muda yang lunak, tungau hidup bergerombol mengisap cairan daun.Daun
menjadi terhambat pertumbuhannya, berkeriput, berwarna hijau tidak rata sampai
coklat kekuningan dan bentuknya tidak normal karena tepi daun melengkung ke
dalam.Tungau ini juga menyerang tanaman teh, karet, cabai dan tomat.
Tetranychus
telarius L.
Tungau
dewasa panjangnya 0,5 mm, berwarna merah tua, dengan mulut dan kaki berwarna
putih. Tungau ini juga menyerang ketela pohon, kapas, jeruk, kina, jarak,
karet, tomat, dadap, kacang-kacangan, tanaman hias dan rumput-rumputan.
Gejala
: Tungau ini menyerang dan mengisap cairan sel-sel daun tua. Luka bekas tusukan
tampak jelas berupa bintik-bintik putih pada daun.Pada serangan berat seluruh
daun tampak seperti terselaput bintik-bintik putih.
Brevipalpus
phoenicis Geijskes
Gejala
: seluruh stadia dari telur sampai dewasa ditemukan pada batang dan daun bagian
bawah. Tungau ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan sel jaringan daun,
buah dan batang. Makin meningkat serangan, populasi tungau bergerak menyerang
dan mengisap tajuk bagian atas, terutama buah. Buah pepaya yang diserang
kulitnya menjadi tidak mulus, cacat seperti bergabus dan berwarna agak
kecoklatan.

A B C
Gambar 7. Tungau pada sisi bagian bawah daun (A) dan gejala serangan
tungau pada daun pepaya (B-C)
Pengendalian
Hama Tungau:
·
Pemanfaatan
predator tungau famili Phytoseiidae seperti, Neoseiulus fallacis,
Phytoseiulus persimilis dan familiAscidae seperti, Asca longiseta
serta predator Coleoptera
·
Sanitasi
lingkungan untuk mengurangi gulma yang merangkap sebagai inang alternatif
· Pengelolaan
gulma dibawah tajuk tanaman sebagai tempat berlindung dan penyedia pakan
alternatif tungau predator.
· Penggunaan
akarisida secara bergilir mengingat tungau mudah sekali menjadi resisten
terhadap pestisida.
b.
Kutu Aphids (Myzuz
persicae Sulzer)
Hama
ini hidup berkelompok di bawah daun pepaya dan menyerang tanaman dengan cara
menghisap cairan sel tanaman. Kutu ini memiliki tubuh lunak berwarna kehijauan
atau kemerahan, panjangnya 2-3 mm. Kutu dewasa memiliki 2 bentuk tubuh yaitu
bersayap dan tidak bersayap. Kutu dewasa bersayap berarti bersiap-siap akan
pindah meninggalkan kelompoknya dan mencari inang baru. Hama ini tersebar di
tanaman pepaya terutama saat musim kemarau. Kutu daun inilah yang menjadi
vektor dan penyebar virus keriting (mosaik) yang ditakuti petani pepaya karena
sukar diberantas.

Gambar
8. A : Aphid dewasa B: nimfa (warna
kuning)
Gejala :
Serangan berat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan layu. Daun mengalami
nekrotis serta warnanya menjadi tidak normal. Pada bagian yang terserang akan
banyak terdapat embun gula dimana semut bergerombol. Serangan tingkat lanjut
daun menjadi menggulung.
Pengendalian :
· Pemanfaatan
cairan mimba menunjukkan hasil yang efektif dan efisien
· Pengendalian
dengan insektisida hanya memberikan hasil untuk waktu yang singkat karena hama
ini mudah sekali menjadi resisten
· Penggunaan
entomopathogenik jamur Verticillium lecanii menunjukkan hasil yang
efektif dan efisien.
· Pemanfaatan parasitoid
Aphidius matricariae, dan Diaretus chenopodiaphidis Ashmead
·
Penggunaan predator Aphidoletes
aphidimyza, Aphidiusgifuensis, Ephedrus cerasicola, Aphidius colemani dan
Aphelinus abdominalis
c. Lalat
Bactrocera dorsalisHendel
Gejala
: Pada buah yang hampir masak terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan ovipositor
lalat buah betina ketika memasukan telur ke dalam jaringan buah. Larva yang
telah menetas mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi melunakan
daging buah sehingga mudah disedot dan dicerna. Enzim ini juga mempercepat
pembusukan sehingga buah berwarna coklat, tidak menarik dan terasa pahit bila
dimakan. Apabila aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut, buahakan
jatuh ke tanah bersamaan dengan masaknya larva lalat buah yang siap memasuki
fase pupa.

Gambar
9. Bactrocera dorsalis
Pengendalian :
·
Pembungkusan
buah sejak buah masih kecil
·
Pengumpulan dan
pemungutan sisa buah yang tidak dipanen atau busuk atau yang terserang lalat
buah, lalu dipendam dalam tanah dengan kedalaman 30 cm
·
Pendangiran
tanah dibawah tajuk agar pupa terkena sinar matahari dan mati
·
Penggunaan mulsa
untuk mencegah pupa masuk ke dalam tanah
·
Penggunaan
perangkap Methyl Eugenol (ME) atau Cue-lure
Pemanfaatan musuh alami Biosteres
arisanus, B.longicaudatus dan Opius sp
Penyakit
a.
Busuk Akar
dan Pangkal Batang
Penyebab :
Jamur Phytophthora palmivora
(Butl.) Butl. , Pythium spp.

A B C
Gambar 12. Gejala serangan busuk akar dan pangkal batang oleh Phytophthora
(A), serangan pada buah (B) dan serangan akibat jamur Phythium pada
bibit (C)
Gejala
: Mula-mula daun bawah layu, menguning dan menggantung di sekitar batang
sebelum rontok. Selanjutnya daun-daun yang agak muda juga menunjukkan gejala
yang sama, sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di
puncaknya. Akhirnya tanaman mati.Jika digali akar lateral membusuk, menjadi
masa berwarna coklat tua, lunak, dan seringkali berbau tidak enak.Serangan yang
parah dapat merusak akar tunggang sampai pangkal batang.Jamur ini juga
menyerang tanaman dalam pembibitan yang dikenal dengan penyakit semai damping
off, yang terjadi ketika kelembaban tinggi dan suhuudara panas apalagi
ketika semai ditanam dengan jarak tanam rapat.Serangan pada buah dimulai dari
dekat tangkai yang ditandai dengan adanya miselium berwarna putih seperti
beludru.
Pengendalian :
·
Drainase dan
aerasi di pembibitan maupun di lapang harus baik
·
Tanah pembibitan
perlu disterilkan
·
Penaman
biji/bibit tidak terlalu dalam
·
Rotasi tanaman
bukan inang (selain jeruk, coklat, durian, karet, kelapa, lada dan pinang)
·
Tanaman sakit segera
dibongkar sampai akar-akarnya lalu dibakar
·
Serangan pada
buah dicegah dengan penyemprotan fungisida terutama di daerah dekat tangkai
buah.
b.
Penyakit
tepung (powdery mildew)
Penyebab :Oidium
caricae Noack
Gejala
: Cendawan ini menyerang daun melalui permukaan bagian bawah. Bagian bawah daun
tampak berwarna putih seperti tepung.Bagian atas permukaan daun, biasanya dekat
tulang daun, tampak bintik-bintik berwarna kuning atau hijau pucat.Batang dan
tangkai daun muda yang terserang penyakit ini menjadi bertepung agak basah.
Penyakit ini lebih berat pada
musim kemarau
dan lebih banyak dijumpai pada daerah pegunungan.
Pengendalian :
·
Penyakit ini
dicegah dengan hembusan tepung belerang dosis 0,7% atau fungisida lain. Penghembusan
sebaiknya dilakukan pagi hari saat hari cerah.
·
Mengurangi
naungan pada pesemaian
·
Pemeliharaan
tanaman yang baik
c.
Penyakit
busuk buah Rhizopus atau busuk hitam
Penyebab :Rhizopus
stolonifer Lind.
Gejala :
Penyakit ini merupakan
penyakit pasca panen
(saat pengangkutan dan di penyimpanan). Penyakit ini menyerang buah
pepaya tua yang
terluka. Buah yang
terserang penyakit ini akhirnya
menjadi busuk, bonyok
dan berair. Bila
keadaannya lembab, buah dilapisi
oleh sporangiospora berwarna
hitam.
Pengendalian
·
Buah-buah yang
sakit dipetik lalu dimusnahkan
·
Perendaman buah
ke air panas yang bersuhu 47oC selama 20 menit untuk mencegah
pembusukan
·
Penyimpanan buah
pada suhu rendah 10o C
Pembungkusan buah dengan
kertas saat panen untuk menghindari luka pada buah
d.
Penyakit
busuk buah Antraknosa
Penyebab :Colletotrichum
gloeosporioides (Penz) Sacc
Gejala :
Serangan pada buah muda ditandai dengan munculnya bercak kecil kebasah-basahan,
yang mengeluarkan getah yang berbentuk bintik. Serangan pada buah muda
berkembang sangat lambat dan berkembang cepat saat buah menjelang masak.Pada
buah yang menjelang matang muncul bercak-bercak kecil bulat kebasah-basahan
berwarna coklat kemerahan.Bila buah bertambah masak, bulatan-bulatan tadi
semakin besar dan busuk cekung ke arah dalam buah.Kerusakan pada buah matang
lebih banyak terjadi pada buah yang luka pada saat sebelum panen dan setelah
panen.Pada daun, terjadi bercak kecil kebasah-basahan dan bentuknya tidak
teratur, meluas berwarna coklat muda.yang sudah lanjut, pusatnya berwarna putih
kelabu, dan kadang-kadang menjadi berlubang. Jamur ini dapat menginfeksi
tangkai daun dari daun tua.

Gambar 14.
Gejala serangan antraknosa pada buah dan daun pepaya
Pengendalian :
·
Hindari
terjadinya pelukaan pada buah sejak masih muda sampai saat setelah panen
(pemetikan, pengangkutan dan penyimpanan)
·
Memusnahkan daun
dan buah yang bergejala penyakit
·
Jarak tanam
tidak terlalu rapat (minimal 2-3 m x 3 m)
·
Hindari tumpang
sari dengan tanaman inang alternatif penyakit antraknosa (cabai, mangga, pisang
dan ubi kayu)
·
Kebusukan selama
penyimpanan dapat dicegah dengan cara mencelupkan buah ke dalam air panas 43-49o
C selama 20 menit
·
Penggunaan
fungisida di lapang dengan bahan aktif Manzeb
e.
Erwinia
papayae
Penyebab :
bakteri Bacterium papayae
Gejala :
Tangkai daun dan
batang yang masih
hijau terdapat bercak
kebasah-basahan. Pada tanaman muda daun
menguning dan membusuk. Setelah beberapa
lama bagian tunas-tunas muda mangalami
kematian. Pada helain
daun yang besar terdapat
bercak-bercak kering yang bentuknya tidak
teratur, selanjutnya meluas sepanjang tulang-tulang
daun. Jika penyakit telah meyerang batang, batang akan
membusuk, semua daunnya akan gugur dan pada akhirnya diikuti oleh matinya
seluruh tanaman.

Gambar 15.
Gejala serangan bakteri Erwinia papayae
Pengendalian :
·
Konsep budidaya
tanaman sehat
·
Pengendalian
serangga pengunjung pada tanaman pepaya karena bakteri layu Erwinia di tularkan
oleh serangga vektor dari tanaman sakit kepada tanaman sehatMembongkar tanaman
yang sakit lalu dibakar.
f.
Penyakit
daun (papaya black spot)
Penyebab :Cercospora
pepayae Hans.
Gejala : daun
yang terserang menjadi berbercak-bercak putih kelabu, diameter 1,6-6,3 mm,
berbentuk agak bulat sampai tidak beraturan. Jika serangannya hebat, daun
menjadi berwarna kuning lalu mati mengering. Serangan pada buah diawali oleh
bintik kecil lalu membesar, diameter 0,8-3 mm dan berwarna hitam. Serangan
penyakit ini menyebabkan kerusakan daun yang mengakibatkan penurunan produksi.
Pengendalian :
·
Pemeliharaan
tanaman yang baik
·
Aplikasi
fungisida efektif apabila serangan hebat.
g.
Penyakit
Mosaik Pepaya
Penyebab : virus
mosaik pepaya atau Papaya Mozaik Virus.
Gejala : Gejala
serangan tampak pada daun, batang dan buah. Sejak awal daun tampak tumbuh kasar
dan sisi daun bagian bawah bergaris-garis tipis tidak teratur (mozaik) berwarna
hijau gelap dengan batas-batas jelas di sepanjang tulang daun.Lambat laun
pertumbuhan daun terhambat, ukuran daun mengecil dan menumpuk di bagian
atas.Serangan yang cukup berat dapat mengakibatkan daun gugur.Serangan pada
buah menyebabkan timbulnya lingkaran-lingkaran berwarna hijau gelap.Pada buah
yang masak, berwarna hijau gelap tersebut tidak kelihatan.Penyakit ditularkan
oleh kutu daun Myzuz persicae Sulz.
Pengendalian :
·
membongkar serta
memusnahkan tanaman yang terserang
·
menanam benih
sehat
mengendalikan vektor penular
h.
Phytopthora
parasitiaca
Gejala :
menyerang batang, buah dan leher akar tanaman pepaya. Tanaman yang terserang
menjadi seperti tersiram air panas.Gejala tersebut menjalar ke seluruh batang
tanaman pepaya, pucuk tanaman menjadi layu, daun-daun berguguran dan akibat
lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman roboh.Buah yang terserang
penyakit ini menunjukkan gejala bintik-bintik berwarna putih, selanjutnya buah
menjadi kisut yang makin lama makin mengeras, warna buah menjadi hitam dan
akhirnya gugur.
Pengendalian :
·
Penyemprotan
fungisida
·
Perbaikan
irigasi
i.
Papaya
Ringspot Virus (PRSV)
Penyebab :
virus yang ditularkan sejenis kutu Myzuz persicae Sulz., Aphis
gossypii Glov., A. medicaginis Koch., A. rumicis, Macrosiphum
solanifolii Ashn., dan Micromyzus formosanus Tak.
Gejala
: Gejala awal serangan virus ini mengakibatkan warna kekuningan dan tranparansi
tulang-tulang daun muda. Pada daun terdapat bercak kuning dan kadang-kadang
daun seperti terpelintir dengan bentuk yang tidak teratur.Terdapat garis-garis
hijau gelap dan bercak seperti cincin pada tangkai daun dan batang.Pada buah,
bercak seperti cincin atau mirip huruf C ini berwarna lebih gelap daripada
kulit buah pepaya.Pada buah yang sudah masak bercak seperti cincin ini berwarna
oranye sampai coklat gelap.

·
mengeradikasi
tanaman sakit pada awal serangan
·
menekan
perkembangan vektor kutu untuk mengurangi penyebaran penyakit
·
tidak menanam
tanaman inang lain (kelompok Cucurbitaceae) di sekitar kebun
j.
Penyakit
Nematoda Puru Akar
Penyebab :Meloidogyne
incognita KOF & WH.
Gejala : hanya
menyerang akar tanaman pepaya. Pada akar tumbuh puru atau benjolan sehingga
fungsi akar menjadi berkurang, pertumbuhan akar terhambat dan sistem perakaran
secara keseluruhan menjadi terganggu sehingga berdampak pada pertumbuhan
tanaman.Tanaman seperti tidak pernah dipupuk atau tampak kekeringan akibat
kekurangan air.Daun berwarna hijau terang sampai kuning dan lebih cepat
gugur.Tanaman tampak kurus kerdil tidak sehat.
Pengendalian :
·
Pemusnahan
tanaman sakit
·
Penggunaan
nematisida
·
Pembalikan dan
pemanasan media tanam
KESIMPULAN
1.
Permasalahan dalam
budidaya pepaya adalah pada musim penghujan yang menyebabkan mudah terserang
penyakit dan nilai tambah produk yang rendah
2. Perbanyakan
tanaman pepaya dapat dilakukan secara vegetatif dan geneatif
3. Hama
yang menyerang tanaman pepaya adalah tungau, Kutu Aphids (Myzuz persicae Sulzer), Lalat Bactrocera dorsalisHendel
4. Penyakit
yang menyerang tanaman pepaya adalah Busuk Akar dan Pangkal Batang, Penyakit tepung (powdery mildew), Penyakit busuk buah Rhizopus atau busuk hitam, Penyakit busuk buah Antraknosa, Erwinia
papayadsb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar