Senin, 12 September 2016

PAPER SAMBILOTO

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Herba Sambiloto (Andrographis paniculataNess) sudah umum digunakan dalam pengobatan tradisional di Cina, India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sejak dulu, orang Jawa menyebutnya sebagai obat segala obat karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sampai saat ini sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang banyak digunakan dalam industri jamu tradisional. Berdasarkan data Badan POM (2002), simplisia sambiloto termasuk dalam 50 jenis simplisia utama yang dibutuhkan oleh industri jamu          (Sudarmi, 2002) .
Peningkatan taraf kesehatan masyarakat menuntut ketersediaan obat termasuk obat tradisional dalam jumlah memadai. Pengembangan Sambiloto (Andrographis paniculataNess) terutama dalam industri obat mempunyai prospek cerah mengingat simplisia tanaman ini berkhasiat banyak dan tinggi permintaan pasar dalam maupun luar negeri.  
Sambiloto termasuk salah satu tanaman obat unggul indonesia selain temulawak, pegagang, mengkudu, lada, lidah buaya, dan kunyit. Keunggulannya dapat dilihat dari manfaat serta efektifitasnya. Kasiat sambiloto yang begitu banyak disebabkan karena sambiloto memiliki zat kandungan yang lengkap sehingga dapat bermanfaat sebagai obat. Selain itu dapat juga sebagai pestisida alami bersama nimba untuk mencegah hama dan penyakit tanaman           (Winarto dan Karyasari, 2004).
Kandungan kimia sambiloto yang sudah diketahui yaitu : andrographolid, laktone, flavonoid, asam kersik, aldehid, mineral, alkane. Berbagai klaim khasiat sambiloto antara lain : untuk meningkatkan imunitas terhadap infeksi kuman, anti diare, anti demam, anti bakteri, gangguan lever, anti diabet, anti peritrik, anti hepatoksik, anti malaria, anti inflamasi. Ekstrak sambiloto dapat merusak sel trophocyt dan trophoblast, berperanan dalam kondensasi cytoplasma dari sel tumor dan menghancurkan inti sel kanker(Yusron dan Januawati, 2004).
Telah diketahui bahwa tanaman membutuhkan unsur hara dalam pertumbuhannya. Pemupukan merupakan penambahan unsur hara yang ada di dalam tanah sehigga jumlah keseluruhanya tepat dan cukup untuk pertumbuhan tanaman (Rinsema, 1983).
Pada prinsipnya pemberian pupuk untuk tanaman obat dianjurkan berasal dari bahan alami (pupuk organik)seperti pupuk kandang    dan kompos, selain menambah unsur hara dalam tanah karena mengandung unsur hara yang lengkap, pemupukan dengan pupuk kandang atau organik akan mencegah timbulnya residu dan menjaga kestabilan unsur hara di dalam tanah. Hal ini berbeda dengan pupuk kimia (pupuk anorganik) yang cepat diserap oleh tanaman tetapi diduga bisa berefek farmakologis. Namun pemupukan atau pemberian nutrisi saja tidak cukup tanpa mengetahui banyaknya kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Untuk itu perlu diketahui dosis pupuk yang tepat sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman memberikan hasil yang baik
(Rachmat, Djauhari, dan Emmyzar, 1996).
Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui Penggunaan Berbagai Macam dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto(AndrographispaniculataNess.).
Kegunaan Penulisan
-          Kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah komponen penilaian pada matakuliah Budidaya Tanaman Obat dan Rempah
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
 Universitas Sumatera Utara, Medan
-          Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Dalam sistematika (taksonomi), tumbuhan sambiloto dapatdiklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae 
Divisi               : Spermatophyta 
Subdivisi         : Angiospermae 
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Solanales
Famili              : Acanthaceae
Genus              : Andrographis
Spesies            : Andrographis paniculataNees (Winarto dan Karyasari, 2004)
Tanaman sambiloto tergolong tanaman semusim, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm hingga 90 cm dan memiliki rasa yang sangat pahit. Batang berkayu, pangkal bulat, bentuk segiempat saat muda dan bulat saat tua, percabangan monopodial, dan berwarna hijau. Sambiloto berdaun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, tepi rata, ujung dan pangkal tajam atau runcing, permukaan halus, berwarna hijau dan tidak terdapat daun penumpu. Bunga sambiloto berukuran kecil, berwarna putih, dengan strip ungu, bunga terdapat 5 buah daun kelopak, dan 5 buah tajuk, terdapat 2 bunga jantan dengan kotak sari yang digabungkan tangkai sari dan korola, ovarium superior (menumpang) dengan 2 karpela (daun buah) dan 2 ruang, bakal biji 2 atau lebih dalam tiap ruang, dan berbentuk gepeng, pembungaannya bercabang membentuk malai.
(Winarto dan Karyasari, 2004).
Syarat Tumbuh
Iklim
Setiap tumbuhan memerlukan lingkungan tumbuh tertentu, demikian juga tanaman sambiloto. Kondisi iklim dan tanah merupakan lingkungan tumbuh yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sambiloto. Sambiloto mampu tumbuh pada ketinggian 1 hingga 600 m di atas permukaan laut (dpl). Curah hujan yang dikehendaki antara 166,66-250 mm/bulan dan suhu udara antara 25-30o C. Kelembaban yang dibutuhkan tergolong sedang yaitu antara 70-90% dengan penyinaran agak tinggi (Yusron dan Januwati, 2004).
Tanah
Sambiloto dapat tumbuh pada semua jenis tanah yang subur, mengandung banyak humus, tata udara dan pengairan yang baik. Tanaman ini dapat tumbuh dengan optimal pada tingkat keasaman tanah 6-7 (netral). Pada tingkat kemasaman tersebut, unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan mudah diserap oleh tanaman. Sambiloto dapat tumbuh pada tingkat kemasaman tanah 5,5-6,5 (Winarto dan Karyasari, 2004).
Pupuk Organik
Dalam Permentan No.2 tahun 2006, pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya.Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet (Yusron dan Januwati, 2004).
Karakteristik Pupuk Organik
Seperti juga humus, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman.Setidaknya ada lima manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.
  • Sumber nutrisi tanaman lengkap. Pupuk organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan unsur hara tersebut.
  • Memperbaiki struktur tanah. Pupuk organik merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung yang solid, namun disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung. Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan pada tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa memberikan pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
  • Meningkatkan kapasitas tukar kation. Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antar ion-ion yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Kandungan material organik yang tinggi akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
  • Meningkatkan daya simpan air. Struktur kompos sangat menyerap air (higroskopis). Air yang datang disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan air ini mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari kekeringan.
  • Meningkatkan aktivitas biologi tanah. Pupuk kompos mengandung mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang biota tanah. Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.
Jenis - Jenis Pupuk Organik
Menurut Rinsema (1983), pupuk organik dibagi menjadi dua macam, yaitu pupuk organik alami dan pupuk organik buatan.

  A.     Pupuk Organik Alami
Pupuk organik alami adalah pupuk organik yang bahan bakunya benar-benar alami tanpa penambahan unsur hara  lain untuk melengkapi atau meningkatkan kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara pupuk ini tergantung pada jenis bahan, kondisi pemeliharaan, proses pembuatan, dan cara penyimpanannya. Pupuk organik alami terbagi beberapa macam, diantaranya :
1.        Pupuk Kandang
Pupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat (berupa feses atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau kencing), sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Biasanya pupuk kandang tidak murni 100% kotoran hewan, tetapi masuk juga sisa makanan dan alas tidurnya.
Sebenarnya kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk.Namun, kotoran yang berasal dari hewan-hewan pwliharaan seperti, sapi, kerbau, kelinci, ayam, kambing, atau kuda adalah yang sering digunakan. Kandungan unsur hara yang terdapat didalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondisi pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan tempat penyimpanannya. Berikut jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang :
Jenis Pupuk Kandang
Kandungan (%)
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Kotoran sapi
0,97
0,69
1,66
Kotoran kuda
0,50
0,74
0,84
Kotoran biri-biri
2,04
1,66
1,83
Kotoran ayam
2,71
6,31
2,01
Kotoran itik
0,83
1,80
0,43
Kotoran kambing
0,60
0,30
0,17
Kotoran domba
0,75
0,50
0,75

2.        Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari sampah organik yang telah mengalami proses pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi mikroorganisme yang bekerja didalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa di pakai bisa berupa dedaunan, rumput, rumput jerami dll. Kandungan zat hara dalam kompos sanagat bervariasi tergantung  pada bahan yang dikomposkan, cara pengomposan dan cara penyimpanannya. Berikut ini kandungan hara yang terdapat pada beberapa jenis kompos 
Jenis Pupuk Kandang
Kandungan (%)
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Kompos tanah sawah
1,45
0,19
0,49
Jerami + kotoran sapi
1,07
0,46
0,47
Jerami + kotoran ayam
1,43
0,81
0,48
Eceng gondok
1,85
2,24
0,79
Eceng gondok + kotoran ayam
1,43
4,20
0,15
Eceng gondok + kotoran sapi
1,73
4,98
0,06
Tanaman jagung + kotoran ayam
3,20
0,75
0,51
Sampah organik rumah tangga
1,63 – 2,15
1,30 – 3,27
0,72 – 1,53

3.        Humus
Humus mirip dengan kompos, tetapi proses pelapukan bahan organiknya terjadi secara alami. Bahan dasar humus umumnya berupa sisa-sisa tanaman yang telah melapuk dikawasan hutan. Proses pelapukan berlangsung bertahun-tahun oleh mikroorganisme pengurai didalam tanah dengan bantuan cuaca. Humus biasanya terdapat dilapisan tanah paling atas didalam kawasan hutan. Seperti halnya pupuk kandang dan kompos kandungan hara pada pupuk humus cukup baik, disamping mengandung hara N, P, dan K juga mengandung unsur-unsur hara mikro, namun kadar kandungannya beragam tergantung pada tempat, bahan, dan kondisi lingkungan.
Karena berasal dari hutan dan prosesnya terjadi secara alamiah, maka keberadaan humus dipasaran sangat terbatas tak heran jika harganya lebih mahal disbanding pupuk kandang dan kompos.Selain itu, karena keberadaannya terbatas humus jarang dipakai secara luas.Humus hanya digunakan untuk keperluan tertentu seperti campuran media tanam untuk tanaman hias atau untuk mencangkok.
4.        Pupuk Hijau
Pupuk hijau dalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang dibenamkan didalam tanah dalam kondisi segar. Tujuannya untuk menembah bahan organic tanah dan unsur hara tanah terutama nitrogen (N).karena itu tanaman yang digunakan adalah jenis yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen bebas di udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman. 
Selain meningkatkan nitrogen didalam tanah, pupuk hijau juga berguna meningkatkan kandungan humus tanah, mendukung kehidupan jasad renik dalam tanah, dan mengembalikan unsur hara yang tercuci.Tanaman yang mempunyai kemampuan tersebut yaitu tanaman dari keluarga kacang-kacangan (Leguminosae) hal ini karena pada akar-akar tesebut menempel bakteri Rhizobium yang mampu mengikat nitrogen dari udara.Ciri tanaman yang cocok menggunakan pupuk ini yaitu pertumbuhan cepat, perakarannya dangkal, batangnya tidak terlalu keras, berdaun rimbun, lunak, mudah busuk, dan tahan terhadap kekurangan air.
5.        Pupuk Kascing
Pupuk kascing adalah pupuk organik yang berasal dari sisa ataupun kotoran cacing yang telah melalui proses penguraian atau dekomposisi bahan organik. Walaupun sebagian besar penguraiana dilakukan oleh jasad renik, kehadiran cacing justru membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya, bahan yang akan diurai oleh jasad renik pengurai telah diurai terlebih dahulu oleh cacing, proses pengomposan dengan menggunakan cacing dikenal dengan istilah vermin-composting sementara hasil akhirnya disebut kascing (bekas cacing).
Pupuk kascing mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organic yang dimakan cacing kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Selain kaya unsur hara makro dan mikro, keunggulan lain dari kascing ialah mampu menggemburkan dan mengembalikan kesuburan tanah kritis dan tanah miskin hara.
6.        Pupuk Guano
Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran ungas liar termasuk kelelawar, sedangkan pupuk dari kotoran ayam, itik, atau merpati peliharaan tidak termasuk didalamnya. Karena itu, pupuk ini dikenal pula sebagai pupuk burung. 
Pupuk guano merupakan hasil pelapukan batuan dan kotoran burung yang berada di goa-goa alam, jenis pupuk ini tergolong langka sehingga sulit ditemukan dipasaran.Pupuk guano yang terkenal adalah pupuk yang berasal dari goa-goa kelelawar.Hal ini karena kandungan unsur hara didalam pupuk kelelawar tergolong tinggi dibandingkan dengan pupuk organik lainnya.
 B.     Pupuk Organik Buatan
Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang dalam proses pembuatannya telah banyak tersentuh teknologi modern, biasanya di produksi dalam sekala besar dan dikemas dalam bentuk yang praktis. Kandungan unsur haranya juga tidak tergantung pada bahan baku organik yang digunakan, melainkan sudah disesuaikan dengan konsumen. Ada jenisnya yang berbentuk padat, dan ada yang berbentuk cairan.Pupuk organik buatan berbentuk padat kebanyakan diaplikasikan lewat akar, sementara pupuk organik cair dapat diaplikasikan melalui akar dan daun.
Penggunaan Berbagai Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographispaniculata Ness.)
            Tanaman sambiloto yang diberikan perlakuan pupuk kandangayam menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sambiloto dengan perlakuan pupuk kandang sapi dan kambing. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi, khususnya nitrogen (Pujiasmantodkk, 2009).
Tanaman sambiloto yang diberikan perlakuan pupuk kandang ayam menghasilkan jumlah daun terbanyak. Perlakuan pupuk kandang kambing memberikan purata lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandang sapi. Perlakuan dosis pupuk kandang 75 g/tanaman memberikan purata terbanyak. Hal ini disebabkan karena kandungan nitrogen yang tinggi pada dosis 75 g/tanaman. Fungsi nitrogen yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan merangsang penunasan (Pujiasmantodkk, 2009).
Pupuk kandang ayam memberikanpengaruh yang terbaik terhadappertumbuhan dan perkembangan tanamanSambiloto.Penggunaan pupuk kandang pada dosis75 gram/tanaman dapat meningkatkan kadarklorofil, berat segar akar, berat kering tajukdan berat kering akar tanaman Sambiloto                    (Pujiasmantodkk, 2009).
Pemberian pupuk kandang sapi, kambingdan ayam dengan dosis yang semakinmeningkat hingga 75 g/tanaman memberikanjumlah cabang primer , berat segar akar,berat kering tajuk dan berat kering akartanaman Sambiloto yang terbaik diantara semua perlakuan (Pujiasmantodkk, 2009).
Pupuk kandang ayan secara umum dapatmemberikan pengaruh terbaik terhadapvariabelvariabel hasil yaitu berat segar beratkering akar serta tajuk tanaman sambiloto.Pertumbuhan tanaman sambiloto yangditunjukkan oleh variabel tinggi tanaman,jumlah daun dan cabang primer serta kadarklorofil hingga umur 14 MST, menunjukkanrespon yang terbaik pada perlakuanperlakuanyang dikombinasikan denganpenambahan pupuk kandang ayam        
(Pujiasmantodkk, 2009).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dan dengan masing – asing 3 taraf. Faktor pertama adalah macam pupuk kandang organik, terdiri dari 3 taraf, yaitu pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk kandang ayam dan faktor kedua adalah dosis pupuk kandang organik, terdiri dari 3 taraf, yaitu : dosis 25 gram/tanaman, dosis 50 gram/tanaman, dosis 75 gram/tanaman dengan ulangan tiga kali.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1.             Tanaman sambiloto yang diberikan perlakuan pupuk kandang ayam menghasilkan jumlah daun terbanyak.
2.             Pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang terbaik terhadappertumbuhan dan perkembangan tanamanSambiloto.
3.             Penggunaan pupuk kandang ayam pada dosis 75 gram/tanaman dapat meningkatkan kadar klorofil, berat segar akar, berat kering tajuk dan berat kering akar tanaman Sambiloto.
4.             Pupuk kandang ayan secara umum dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap variabelvariabel hasil yaitu berat segar berat kering akar serta tajuk tanaman sambiloto.
SARAN
Penggunaan pupuk kandang ayammemiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai sumber hara bagi tanaman, namunperlu adanya penelitian lanjutan mengenaidosis yang sesuai untuk mendukungpertumbuhan tanaman Sambiloto agar diperoleh hasil yang maksimal.
Perlunya penelitian tentang jenis pupuk organik yang lain sehingga diperolehpengetahuan macam pupuk organik lain yangdigunakan sebagai pupuk untuk budidayatanaman sambiloto.




DAFTAR PUSTAKA
Pujiasmanto, B., Pratigna, S., Toeranto, dan Ali, I. 2009. Penggunaan Berbagai Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographispaniculata Ness.). Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Rachmat, E. M. Djauhari, dan E. Emmyzar. 1996. Pengaruh jenis stek, ZPT dan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek sambiloto (Andrographis paniculataNees). Warta Berita Obat Indonesia. 3(1): 3740.

Rinsema, W.T. 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.  

Sudarmi. 2002. Pemakaian Simplisia Tahun 2002. Badan POM. Jakarta.

Winarto dan Karyasari. 2004. Sambiloto dan Budidaya Pemanfaatan Untuk Obat. Penebar Swadaya. Jakarta.


Yusron, M. dan Januwati, M. (2004). Pengaruh Kondisi Argoekologi terhadap Produksi dan Mutu Simplisia Sambiloto (Andrographis paniculataNess.) Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. XXVI. Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat Indonesia. 211- 231.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar