
Latar Belakang
Herba Sambiloto
(Andrographis paniculataNess) sudah umum digunakan dalam
pengobatan tradisional di Cina, India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Sejak dulu, orang Jawa menyebutnya sebagai obat segala obat karena dapat
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sampai saat ini sambiloto merupakan salah
satu tanaman obat yang banyak digunakan dalam industri jamu tradisional.
Berdasarkan data Badan POM (2002), simplisia sambiloto termasuk dalam 50 jenis
simplisia utama yang dibutuhkan oleh industri jamu (Sudarmi, 2002) .
Peningkatan
taraf kesehatan masyarakat menuntut ketersediaan obat termasuk obat tradisional
dalam jumlah memadai. Pengembangan Sambiloto (Andrographis paniculataNess)
terutama dalam industri obat mempunyai prospek cerah mengingat simplisia
tanaman ini berkhasiat banyak dan tinggi permintaan pasar dalam maupun luar
negeri.
Sambiloto
termasuk salah satu tanaman obat unggul indonesia selain temulawak, pegagang,
mengkudu, lada, lidah buaya, dan kunyit. Keunggulannya dapat dilihat dari
manfaat serta efektifitasnya. Kasiat sambiloto yang begitu banyak disebabkan
karena sambiloto memiliki zat kandungan yang lengkap sehingga dapat bermanfaat
sebagai obat. Selain itu dapat juga sebagai pestisida alami bersama nimba untuk
mencegah hama dan penyakit tanaman
(Winarto dan Karyasari, 2004).
Kandungan kimia
sambiloto yang sudah diketahui yaitu : andrographolid, laktone, flavonoid, asam
kersik, aldehid, mineral, alkane. Berbagai klaim khasiat sambiloto antara lain
: untuk meningkatkan imunitas terhadap infeksi kuman, anti diare, anti demam,
anti bakteri, gangguan lever, anti diabet, anti peritrik, anti hepatoksik, anti
malaria, anti inflamasi. Ekstrak sambiloto dapat merusak sel trophocyt dan
trophoblast, berperanan dalam kondensasi cytoplasma dari sel tumor dan
menghancurkan inti sel kanker(Yusron dan Januawati, 2004).
Telah diketahui
bahwa tanaman membutuhkan unsur hara dalam pertumbuhannya. Pemupukan merupakan
penambahan unsur hara yang ada di dalam tanah sehigga jumlah keseluruhanya
tepat dan cukup untuk pertumbuhan tanaman (Rinsema, 1983).
Pada prinsipnya
pemberian pupuk untuk tanaman obat dianjurkan berasal dari bahan alami (pupuk
organik)seperti pupuk kandang dan kompos, selain menambah unsur
hara dalam tanah karena mengandung unsur hara yang lengkap, pemupukan dengan
pupuk kandang atau organik akan mencegah timbulnya residu dan menjaga
kestabilan unsur hara di dalam tanah. Hal ini berbeda dengan pupuk kimia (pupuk
anorganik) yang cepat diserap oleh tanaman tetapi diduga bisa berefek
farmakologis. Namun pemupukan atau pemberian nutrisi saja tidak cukup tanpa
mengetahui banyaknya kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Untuk itu perlu
diketahui dosis pupuk yang tepat sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman
memberikan hasil yang baik
(Rachmat, Djauhari, dan Emmyzar, 1996).
(Rachmat, Djauhari, dan Emmyzar, 1996).
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan ini untuk mengetahui Penggunaan Berbagai Macam dan Dosis Pupuk
Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto(AndrographispaniculataNess.).
Kegunaan
Penulisan
-
Kegunaan penulisan paper ini
adalah sebagai salah komponen penilaian pada matakuliah Budidaya Tanaman Obat
dan Rempah
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
-
Sebagai sumber informasi bagi
pihak yang membutuhkan.

Botani
Tanaman
Dalam
sistematika (taksonomi), tumbuhan sambiloto dapatdiklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis
paniculataNees (Winarto dan
Karyasari, 2004)
Tanaman
sambiloto tergolong tanaman semusim, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm hingga
90 cm dan memiliki rasa yang sangat pahit. Batang berkayu, pangkal bulat,
bentuk segiempat saat muda dan bulat saat tua, percabangan monopodial, dan
berwarna hijau. Sambiloto berdaun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, tepi
rata, ujung dan pangkal tajam atau runcing, permukaan halus, berwarna hijau dan
tidak terdapat daun penumpu. Bunga sambiloto berukuran kecil, berwarna putih,
dengan strip ungu, bunga terdapat 5 buah daun kelopak, dan 5 buah tajuk,
terdapat 2 bunga jantan dengan kotak sari yang digabungkan tangkai sari dan
korola, ovarium superior (menumpang) dengan 2 karpela (daun buah) dan 2 ruang,
bakal biji 2 atau lebih dalam tiap ruang, dan berbentuk gepeng, pembungaannya
bercabang membentuk malai.
(Winarto dan Karyasari, 2004).
(Winarto dan Karyasari, 2004).
Syarat
Tumbuh
Iklim
Setiap tumbuhan
memerlukan lingkungan tumbuh tertentu, demikian juga tanaman sambiloto. Kondisi
iklim dan tanah merupakan lingkungan tumbuh yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman sambiloto. Sambiloto mampu tumbuh pada ketinggian 1
hingga 600 m di atas permukaan laut (dpl). Curah hujan yang dikehendaki antara
166,66-250 mm/bulan dan suhu udara antara 25-30o C. Kelembaban yang dibutuhkan
tergolong sedang yaitu antara 70-90% dengan penyinaran agak tinggi (Yusron dan
Januwati, 2004).
Tanah
Sambiloto dapat
tumbuh pada semua jenis tanah yang subur, mengandung banyak humus, tata udara
dan pengairan yang baik. Tanaman ini dapat tumbuh dengan optimal pada tingkat
keasaman tanah 6-7 (netral). Pada tingkat kemasaman tersebut, unsur hara yang
dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan mudah diserap oleh tanaman. Sambiloto
dapat tumbuh pada tingkat kemasaman tanah 5,5-6,5 (Winarto dan Karyasari, 2004).
Pupuk
Organik
Dalam Permentan No.2 tahun 2006, pupuk organik
didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari
tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis
pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari
sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran
keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi,
dan lain sebagainya.Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair
maupun granul atau tablet (Yusron dan Januwati, 2004).
Karakteristik Pupuk Organik
Seperti juga humus, pupuk organik
berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman.Setidaknya ada lima manfaat,
yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki
kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi
tanah.
- Sumber
nutrisi tanaman lengkap. Pupuk organik mengandung
berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang sifatnya makro
maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen
(N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor
(CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang
dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan
unsur hara tersebut.
- Memperbaiki
struktur tanah. Pupuk organik merupakan material yang
mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung yang solid, namun
disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena
sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung.
Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah
menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan
pada tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa
memberikan pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
- Meningkatkan
kapasitas tukar kation. Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik
mempunyai kemampuan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar
kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antar ion-ion
yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kapaitas kation tinggi lebih
mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman dibanding tanah dengan kapasitas
ion rendah. Kandungan material organik yang tinggi akan meningkatkan
kapasitas tukar kation tanah.
- Meningkatkan
daya simpan air. Struktur kompos sangat menyerap air
(higroskopis). Air yang datang disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan
saat tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan air ini
mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari
kekeringan.
- Meningkatkan
aktivitas biologi tanah. Pupuk kompos mengandung
mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah
mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang
melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang biota
tanah. Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi
penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.
Jenis - Jenis Pupuk Organik
Menurut Rinsema (1983), pupuk
organik dibagi menjadi dua macam, yaitu pupuk organik alami dan pupuk organik
buatan.
A. Pupuk Organik Alami
Pupuk organik alami adalah pupuk organik yang bahan bakunya benar-benar alami tanpa penambahan
unsur hara lain untuk melengkapi atau
meningkatkan kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara pupuk ini tergantung pada jenis bahan, kondisi
pemeliharaan, proses pembuatan, dan cara penyimpanannya. Pupuk organik alami
terbagi beberapa macam, diantaranya :
1. Pupuk
Kandang
Pupuk
kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat
(berupa feses atau kotoran) maupun cair (berupa air seni atau kencing),
sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti
aslinya. Biasanya pupuk kandang tidak murni 100% kotoran hewan, tetapi masuk
juga sisa makanan dan alas tidurnya.
Sebenarnya
kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk.Namun, kotoran yang
berasal dari hewan-hewan pwliharaan seperti, sapi, kerbau, kelinci, ayam,
kambing, atau kuda adalah yang sering digunakan. Kandungan unsur hara yang
terdapat didalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondisi
pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan tempat penyimpanannya. Berikut
jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang :
Jenis
Pupuk Kandang
|
Kandungan
(%)
|
||
Nitrogen
(N)
|
Fosfor (P)
|
Kalium (K)
|
|
Kotoran
sapi
|
0,97
|
0,69
|
1,66
|
Kotoran
kuda
|
0,50
|
0,74
|
0,84
|
Kotoran
biri-biri
|
2,04
|
1,66
|
1,83
|
Kotoran
ayam
|
2,71
|
6,31
|
2,01
|
Kotoran
itik
|
0,83
|
1,80
|
0,43
|
Kotoran
kambing
|
0,60
|
0,30
|
0,17
|
Kotoran
domba
|
0,75
|
0,50
|
0,75
|
2. Pupuk Kompos
Pupuk kompos
adalah pupuk yang berasal dari sampah organik yang telah mengalami proses
pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi mikroorganisme yang bekerja
didalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa di pakai bisa berupa dedaunan,
rumput, rumput jerami dll. Kandungan zat hara dalam kompos sanagat bervariasi
tergantung pada bahan yang dikomposkan,
cara pengomposan dan cara penyimpanannya. Berikut ini kandungan hara yang
terdapat pada beberapa jenis kompos
Jenis Pupuk Kandang
|
Kandungan (%)
|
||
Nitrogen (N)
|
Fosfor (P)
|
Kalium (K)
|
|
Kompos
tanah sawah
|
1,45
|
0,19
|
0,49
|
Jerami +
kotoran sapi
|
1,07
|
0,46
|
0,47
|
Jerami +
kotoran ayam
|
1,43
|
0,81
|
0,48
|
Eceng
gondok
|
1,85
|
2,24
|
0,79
|
Eceng
gondok + kotoran ayam
|
1,43
|
4,20
|
0,15
|
Eceng
gondok + kotoran sapi
|
1,73
|
4,98
|
0,06
|
Tanaman
jagung + kotoran ayam
|
3,20
|
0,75
|
0,51
|
Sampah
organik rumah tangga
|
1,63 – 2,15
|
1,30 – 3,27
|
0,72 – 1,53
|
3. Humus
Humus mirip
dengan kompos, tetapi proses pelapukan bahan organiknya terjadi secara alami.
Bahan dasar humus umumnya berupa sisa-sisa tanaman yang telah melapuk dikawasan
hutan. Proses pelapukan berlangsung bertahun-tahun oleh mikroorganisme pengurai
didalam tanah dengan bantuan cuaca. Humus biasanya terdapat dilapisan tanah
paling atas didalam kawasan hutan. Seperti halnya pupuk kandang dan kompos
kandungan hara pada pupuk humus cukup baik, disamping mengandung hara N, P, dan
K juga mengandung unsur-unsur hara mikro, namun kadar kandungannya beragam
tergantung pada tempat, bahan, dan kondisi lingkungan.
Karena berasal dari hutan dan prosesnya terjadi secara alamiah, maka
keberadaan humus dipasaran sangat terbatas tak heran jika harganya lebih mahal
disbanding pupuk kandang dan kompos.Selain itu, karena keberadaannya terbatas
humus jarang dipakai secara luas.Humus hanya digunakan untuk keperluan tertentu
seperti campuran media tanam untuk tanaman hias atau untuk mencangkok.
4. Pupuk Hijau
Pupuk hijau
dalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang
dibenamkan didalam tanah dalam kondisi segar. Tujuannya untuk menembah bahan
organic tanah dan unsur hara tanah terutama nitrogen (N).karena itu tanaman
yang digunakan adalah jenis yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen bebas di
udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman.
Selain
meningkatkan nitrogen didalam tanah, pupuk hijau juga berguna meningkatkan
kandungan humus tanah, mendukung kehidupan jasad renik dalam tanah, dan
mengembalikan unsur hara yang tercuci.Tanaman yang mempunyai kemampuan tersebut
yaitu tanaman dari keluarga kacang-kacangan (Leguminosae) hal ini karena pada akar-akar tesebut menempel bakteri
Rhizobium yang mampu mengikat
nitrogen dari udara.Ciri tanaman yang cocok menggunakan pupuk ini yaitu pertumbuhan
cepat, perakarannya dangkal, batangnya tidak terlalu keras, berdaun rimbun,
lunak, mudah busuk, dan tahan terhadap kekurangan air.
5. Pupuk
Kascing
Pupuk
kascing adalah pupuk organik yang berasal dari sisa ataupun kotoran cacing yang
telah melalui proses penguraian atau dekomposisi bahan organik. Walaupun
sebagian besar penguraiana dilakukan oleh jasad renik, kehadiran cacing justru
membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya, bahan yang akan diurai oleh
jasad renik pengurai telah diurai terlebih dahulu oleh cacing, proses
pengomposan dengan menggunakan cacing dikenal dengan istilah vermin-composting sementara hasil
akhirnya disebut kascing (bekas cacing).
Pupuk
kascing mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organic yang dimakan
cacing kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Selain kaya unsur hara
makro dan mikro, keunggulan lain dari kascing ialah mampu menggemburkan dan
mengembalikan kesuburan tanah kritis dan tanah miskin hara.
6. Pupuk Guano
Pupuk guano
adalah pupuk yang berasal dari kotoran ungas liar termasuk kelelawar, sedangkan
pupuk dari kotoran ayam, itik, atau merpati peliharaan tidak termasuk
didalamnya. Karena itu, pupuk ini dikenal pula sebagai pupuk burung.
Pupuk guano
merupakan hasil pelapukan batuan dan kotoran burung yang berada di goa-goa
alam, jenis pupuk ini tergolong langka sehingga sulit ditemukan dipasaran.Pupuk
guano yang terkenal adalah pupuk yang berasal dari goa-goa kelelawar.Hal ini karena
kandungan unsur hara didalam pupuk kelelawar tergolong tinggi dibandingkan
dengan pupuk organik lainnya.
B. Pupuk Organik Buatan
Pupuk
organik buatan adalah pupuk organik yang dalam proses pembuatannya telah banyak
tersentuh teknologi modern, biasanya di produksi dalam sekala besar dan dikemas
dalam bentuk yang praktis. Kandungan unsur haranya juga tidak tergantung pada
bahan baku organik yang digunakan, melainkan sudah disesuaikan dengan konsumen.
Ada jenisnya yang berbentuk padat, dan ada yang berbentuk cairan.Pupuk organik
buatan berbentuk padat kebanyakan diaplikasikan lewat akar, sementara pupuk
organik cair dapat diaplikasikan melalui akar dan daun.
Penggunaan
Berbagai Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographispaniculata Ness.)
Tanaman
sambiloto yang diberikan perlakuan pupuk kandangayam menghasilkan tanaman yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sambiloto dengan perlakuan pupuk
kandang sapi dan kambing. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang ayam memiliki
kandungan unsur hara yang lebih tinggi, khususnya nitrogen (Pujiasmantodkk,
2009).
Tanaman
sambiloto yang diberikan perlakuan pupuk kandang ayam menghasilkan jumlah daun
terbanyak. Perlakuan pupuk kandang kambing memberikan purata lebih banyak
dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandang sapi. Perlakuan dosis pupuk kandang
75 g/tanaman memberikan purata terbanyak. Hal ini disebabkan karena kandungan
nitrogen yang tinggi pada dosis 75 g/tanaman. Fungsi nitrogen yaitu untuk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan merangsang penunasan (Pujiasmantodkk,
2009).
Pupuk kandang
ayam memberikanpengaruh yang terbaik terhadappertumbuhan dan perkembangan
tanamanSambiloto.Penggunaan pupuk kandang pada dosis75 gram/tanaman dapat
meningkatkan kadarklorofil, berat segar akar, berat kering tajukdan berat
kering akar tanaman Sambiloto (Pujiasmantodkk, 2009).
Pemberian pupuk
kandang sapi, kambingdan ayam dengan dosis yang semakinmeningkat hingga 75
g/tanaman memberikanjumlah cabang primer , berat segar akar,berat kering tajuk
dan berat kering akartanaman Sambiloto yang terbaik diantara semua perlakuan
(Pujiasmantodkk, 2009).
Pupuk kandang
ayan secara umum dapatmemberikan pengaruh terbaik terhadapvariabel‐variabel hasil
yaitu berat segar beratkering akar serta tajuk tanaman sambiloto.Pertumbuhan
tanaman sambiloto yangditunjukkan oleh variabel tinggi tanaman,jumlah daun dan
cabang primer serta kadarklorofil hingga umur 14 MST, menunjukkanrespon yang
terbaik pada perlakuanperlakuanyang dikombinasikan denganpenambahan pupuk kandang
ayam
(Pujiasmantodkk, 2009).
(Pujiasmantodkk, 2009).
Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor dan dengan
masing – asing 3 taraf. Faktor pertama adalah macam pupuk kandang organik,
terdiri dari 3 taraf, yaitu pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk
kandang ayam dan faktor kedua adalah dosis pupuk kandang organik, terdiri dari
3 taraf, yaitu : dosis 25 gram/tanaman, dosis 50 gram/tanaman, dosis 75
gram/tanaman dengan ulangan tiga kali.

KESIMPULAN
1.
Tanaman sambiloto yang
diberikan perlakuan pupuk kandang ayam menghasilkan jumlah daun terbanyak.
2.
Pupuk kandang ayam
memberikan pengaruh yang terbaik terhadappertumbuhan dan perkembangan
tanamanSambiloto.
3.
Penggunaan pupuk
kandang ayam pada dosis 75 gram/tanaman dapat
meningkatkan kadar klorofil, berat segar akar, berat kering tajuk dan berat
kering akar tanaman Sambiloto.
4.
Pupuk kandang ayan
secara umum dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap variabel‐variabel hasil
yaitu berat segar berat kering akar serta tajuk tanaman sambiloto.
SARAN
Penggunaan pupuk
kandang ayammemiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai sumber hara bagi tanaman,
namunperlu adanya penelitian lanjutan mengenaidosis yang sesuai untuk
mendukungpertumbuhan tanaman Sambiloto agar diperoleh hasil yang maksimal.
Perlunya
penelitian tentang jenis pupuk
organik yang lain sehingga diperolehpengetahuan macam pupuk organik lain
yangdigunakan sebagai pupuk untuk budidayatanaman sambiloto.

Pujiasmanto,
B., Pratigna, S., Toeranto, dan Ali, I. 2009. Penggunaan Berbagai Macam Pupuk
Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographispaniculata Ness.). Jurusan
Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Rachmat,
E. M. Djauhari, dan E. Emmyzar. 1996. Pengaruh jenis stek, ZPT dan lama
perendaman terhadap pertumbuhan stek sambiloto (Andrographis paniculataNees).
Warta Berita Obat Indonesia. 3(1): 37‐40.
Rinsema,
W.T. 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Sudarmi.
2002. Pemakaian Simplisia Tahun 2002. Badan POM. Jakarta.
Winarto
dan Karyasari. 2004. Sambiloto dan Budidaya Pemanfaatan Untuk Obat. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Yusron,
M. dan Januwati, M. (2004). Pengaruh Kondisi Argoekologi terhadap Produksi dan
Mutu Simplisia Sambiloto (Andrographis
paniculataNess.) Prosiding
Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. XXVI. Kelompok Kerja Nasional Tanaman
Obat Indonesia. 211- 231.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar